39 || Penjelasan

9 1 0
                                    

Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.

*****

Won't admit what I already know
I've never been the best at letting go
I don't wanna spend the night alone
Guess I need you, and I need to
Make it on my own, but I don't wanna grow up
We can stay forever young
Living on my sofa, drinking rum and cola
Underneath the rising sun
I could give a million reasons why.

-Zedd, Stay.

*****

"Al,.. Sara?"

Al yang terkejut dengan suara dibelakangnya sontak mendorong tubuh Sara kasar. Bahkan Sara sampai terjatuh dan meringis tertahan, namun tidak diperdulikan Al.

"Kalian ngapain?"

"Ini gak kaya yang kamu bayangkan Sayang, Dia tiba-tiba nyosor gitu aja."

Anara mengangguk mengerti. Ia tidak mudah di permainkan begitu saja. Tipuan kecil seperti ini sudah terlalu basi untuknya.

"Sar, harga diri lo sebagai cewek emang udah beneran gak ada ya?"

"Kita ciuman Nar! bukan gue yang nyosor."

"Dan lo pikir gue percaya?"

"Lo emang harus percaya!"

"Sampah kaya lo, apa yang harus gue percaya?"

"Dia cuma alesan sama lo Nar!"

"Ngapain lo mancing emosi gue? Biar rencana lo ancurin hubungan gue sama Al berhasil?"

Sara tertegun. Anara selalu saja berada lebih depan darinya. Ia sudah kehabisan ide untuk membalaskan dendamnya. Awalnya Ia malu dan ingin meminta maaf, namun saat melihat Anara yang bisa bahagia dan tersenyum tanpa beban membuat rasa benci dalam hatinya kembali.

"Lo udah terlalu banyak bahagia Nar! Harusnya gue yang ada diposisi lo. Harusnya gue yang pacaran sama Al. Harusnya gue yang dapet perhatiannya bang Valdo. Harusnya gue yang selalu nempatin peringkat pertama. BUKAN LO NAR! BUKAN LO!"  Teriaknya frustasi. Sara muak dengan hidupnya yang sekarang. Tidak ada yang mendukungnya, bahkan banyak orang menatapnya jijik secara terang-terangan.

"Gue selalu percaya kalau cewek itu ibarat berlian, yang sekalipun jatuh ke tempat sampah, dia tetap berlian. Tapi sudut pandang gue berubah saat liat lo."

Itu bukan Anara, namun sosok disebelahnya, Alfikra Banuraga.

"A-al."

"Terserah orang mau bilang mulut gue lemes atau apa pun. Apa lo gak malu Sar udah jadi penghianat dipersahabatan kalian? Lo gak merasa bersalah atas semua tindakan lo?"

"A-al, ini gak kaya yang lo pikirin, gu-"

"Lo kenapa? orang paling menderita di dunia ini?"

"Stop Al, kita pulang."

Anara yang sudah muak dengan situasi ini langsung memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan Sara sendirian karena Al langsung mengikutinya dari belakang tanpa berucap satu katapun.

Sesampainya di mobil, Al terlihat frustasi karena Anara tidak mengatakan sepatah katapun. Bahkan saat sudah sampai dirumah gadis itu, Ia enggan membuka suara.

Anara ingin segera keluar, namun Ia menatap Al dalam.

"Al."

"Ya?"

"Jangan ketemu gue kalo lo belum hilangin bekas Sara dari diri lo."

Ucap Anara yang langsung keluar dari dalam mobil meninggalkan Al sendirian.

"Gimana caranya Nar?" Gumam Al melihat Anara yang sudah masuk kedalam rumah. Hatinya seperti diremas kuat mendengar penuturan Anara menggunakan lo-gue seperti tadi.

Mine

maafin aku
aku gak tau kalau Sara bisa kaya gitu
aku tau kamu percaya sama aku
aku bakal cari cara hapus bekas ini sesuai mau kamu.
Good night, sayang.

Al langsung mematikan ponselnya dan memilih kembali menjalankan mobilnya kembali kerumah. Ia perlu berpikir bagaimana caranya. Kalau hanya sebatas mandi pasti hilang, Anara tidak mungkin seketus tadi. Pasti ada cara lain yang Anara maksudkan. Tapi apa?

*****

Berita semalam menyebar begitu cepat, entah siapa yang menyebarkannya. Anara yang baru saja duduk dibangkunya langsung dihadapkan dengan Vio yang siap dengan begitu banyak pertanyaan.

"Bener itu, Sara?"

"Iya, Vio."

"GILA YA TUH ANAK!"

Vio langsung berlari keluar menuju kelas Sara. Kemuakan dalam dirinya pada ulah Sara sudah terlalu menumpuk. Selama ini Ia menahan diri agar tidak meluapkannya, namun semakin dibiarkan, sepertinya Sara semakin ngelunjak.

Pintu yang dibuka kasar mengejutkan semua penghuni didalamnya. Vio berjalan cepat kearah Sara yang duduk seorang diri dibelakang.

"Sifat lo terlalu lonte untuk anak sekolah Sar. Malu buat hidup!"

Pembukaan yamg begitu menakjubkan. Seluruh siswa siswi yang sekelas dengan Sara bahkan tidak ada yang membelanya.

"Maksud lo apa Vi? Kenapa lo gini sama gue?"

"Pikir lah anjing, setelah semua ulah lo, lo harap orang lain mau baik sama lo? Sar, malu buat Anara yang selalu bantu lo dari awal."

"Dia selalu ambil apapun yang gue punya Vi! Semua yang gue buat udah seharusnya dia dapet."

"Ibils! Lo memuakan Sar."

"Lo beda, Vi."

"Sar, bukan gue yang beda. Lo yang gak tahu malu."

"Jadi mau lo apa, Vi?"

"Berlutut, dan minta maaf ke Anara."

*****

Jan lupa vote gan, see u next part yaw!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HATE OR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang