Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.
*****
Jam kosong surga buat para pelajar, right? Guru rapat, tanpa tugas memang best moment bagi seluruh siswa siswi kelas sebelas satu. Saling bertukar sindiran untuk diri sendiri memang hobby para penghuninya. Seperti saat ini.
"LDR KERAS BANG!"
"CAKEP!"
"DISINI LO NGINGETIN MAKAN, DISANA ADA MONYET YANG NGAJAK MAKAN!"
"JIAKHHH."
"LDR KERAS BANG!"
"CAKEP!"
"DISINI LO TAKUT KEHILANGAN, DISANA DIA TAKUT KETAHUAN!!"
"JIAKHH."
"LDR KERAS BANG!"
"CAKEP!"
"DISINI LO SETIA, DISANA DIA AMA YANG LAEN!"
"JIAKHH!!"
"LDR KERAS BANG!"
"CAKEP!"
"DISINI LO MINTA PAP, DISANA DIA SALING MENATAP!"
"JIAAKH!"
"LDR KERAS BANG!"
"CAKEP!"
"LO LIAT DIA LEWAT VIDEO CALL, COWOK LAEN LIAT LANGSUNG!"
"JIAKHH!"
"LDR KERAS BANG!"
"CAKEP!"
"PANJANG LAGI!"
"AHAHAHAHA"
Suara tawa terdengar begitu besar, sampai mungkin kalau jendela dan pintunya tidak ditutup, bisa saja terdengar sampai keruang guru. Dan itu bisa membahayakan jiwa dan raga para siswa siswi kelas sebelas satu.
Walau dikenal sebagai kelas kesayangan, kebanggan dan keteladanan, bukan berarti abis jadi 24/7 untuk mereka. Katanya masa SMA itu harus diisi dengan kisah remaja yang menyenangkan, jangan terlalu monoton. Kalau punya anak gak bakal ada topik seru!
(Apa kabar angkatan corona ya?)
Tak berselang lama, pintu kelas terbuka dengan keras. Para murid didalamnya terkejut mengira bahwa guru sudah selesai rapat, rupa-rupanya para tomat sekolahan. Eh maksudnya cabe.
"Mana nih yang katanya pacarnya Al?" Tanyanya dengan wajah songong. Minta di tampol emang.
"Gue, kenapa?" Tantang Anara yang langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Bella. Tomatnya smabun.
"Oh lo? Kampungan banget ya mukanya."
"Kampungan? Kalo rumus phytagoras aja masih nyontek gak usah sok ngatain orang kampungan deh." Balas Anara santai.
"Halah kelas kutu buku isinya cuma tukang baca buku sama suka laporan ke guru doang bangga!"
"Lah? Setidaknya nama gue dipanggil pas upacara ukir prestasi, gak kaya lo ukir sensasi!" Balas Anara menahan tawanya.
"Halah caper depan guru aja bangga!"
"Dari pada obral diri di club sama om-om, banggaan mana?"
"Dih, gak usah sok iya ya lo! Cupu mah cupu aja!" Balas Bella tidak terima.
"Iyadeh gua cupu, setidaknya masih segel." Balas Anara tidak perduli. Hatinya bersorak gembira saat melihat wajah Bella memerah menahan amarah.
"KU KIRA BERAS, TERNYATA PETE!"
"CAKEP!"
"KU KIRA MBAKNYA BERKELAS, TERNYATA LONTHE!!"
Sorak seisi kelas itu menertawai Bella. Dateng sok-sokan ngelabrak, tau-taunya kalah telak. Lagian cari lawan kok Anara. Olimpiade 250 soal saja cuma salah 2 malah nyari penyakit.
"Tuh anak kalo dateng lagi gua suruh makan cabe deh! Mulutnya sok banget. Pjok aja masih remedial sok-sokan mau ngelabrak!" Gerutu Vio yang dari dulu memang sudah membenci seorang Bella.
"Emang bisa ya Vi makan diri sendiri?" Tanya Sara yang julidnya ikut kumat.
"Lah iya ya, gue lupa dia kan cabe." Balas Vio terkekeh ditempat.
Anara menatap puas feed lambesmabun yang langsung memposting video Bella yang datang melabrak Anara namun pulang dengan rasa malu. Tak lama kemudian, Al beserta seluruh antek-anteknya, maksudnya inti Bragos berkumpul dikelas Anara. Matanya mencari sosok gadisnya dan menatapnya bangga.
'Ini nih cewek gue!' Pujinya dalam hati.
"BUKETU GUE NIH BOS!" Teriak Raka memulai kehebohannya.
"Setidaknya gue ukir prestasi, bukan sensasi. Bukankah begitu wahai ibu negara?" Ujar Saka mengulang ucapan Anara.
"SETIDAKNYA GUE MASIH SEGEL THE BEST PART SIH MENURUT GUE!" Teriakan Reno langsung dihadiahi tatapan tajam Al. Memang mulut sahabatnya itu harus diberikan rem pesawat.
"Cewek lo bikin si Bella mental break dance sih Al." Ucap Vaska menatap Anara bangga. Sejauh ini Ia hanya terbiasa melihat Anara berdebat dengan sahabatnya. Dan perdebatan keduanya pun hanya seputar topik itu-itu saja. Alias pernah di debatkan dan kembali diulangi lagi.
"Ternyata selain tangan kamu, Mulut kamu juga bisa di pake buat bela diri." Ujar Al saat sudah mengambil posisi duduk disebelah Anara.
"Kalo tangan bisa lukain fisik, dan mulut bisa lukain psikis. Why not buat mereka yang kerjaannya nyampah di hidup orang?" Balas Anara tersenyum manis. Mimik wajahnya dan ucapannya sangat berbanding terbalik. Bahkan bulu kuduk Reno sampai berdiri mendengar penuturan Anara.
"Iya, intinya kamu the best."
****
Bel pulang berbunyi, Anara langsung membereskan buku-bukunya dan memasukannya kedalam tas. Perutnya sudah keroncongan karena cacing-cacingnya terus menagih makanan seperti rentenir yang sedang menagih hutang.
"Nar, udah?" Tanya Al yang baru saja menbuka pintu kelas Anara untuk mengajak gadisnya pulang bersama.
"Udah kok, ayo." Kemudian keduanya berjalan beriringan melewati koridor kearah parkiran.
Melihat Bella yang akan melintas, Anara tersenyum sinis, kemudian mengalungkan tangannya pada leher Al.
"Bel." Panggil Anara memanasi. Ide licik muncul di otak cerdasnya. Al yang mengerti situasi langsung melingkarkan tangan kirinya pada pinggul ramping gadisnya kemudian menatap Anara menanti tindakan selanjutnya.
Bella yang masih menatap kegiatan kedua sejoli itu mengepalkan tangannya kuat.
Anara yang menyadari reaksi Bella semakin bersemangat melanjutkan aksinya. Kakinya berjinjit kemudian mencium pipi kanan Al sekilas.
"SIALAN LO BERDUA!!"
*****
Jan lupa vote gan! see u next part.

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE
Teen Fiction"Gue benci deh sama lo." "Iya, gue tau lo cinta sama gue." "HALU NAJIS!" Sepaket kisah penuh teka teki, takdir yang mempertemukan untuk sebuah perpisahan? atau takdir perpisahan dengan awal sebuah pertemuan yang indah? Kisah yang indah namun rumit...