Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.
*****
Sudah tiga hari sejak ulang tahun Anara, Setiap harinya Anara terus datang kerumah Al atas permintaan Aluna. Tapi bukannya menemani Aluna bercerita atau melakukan kegiatan bersama bunda dari pacarnya itu, Anara terus terusan ditarik masuk kedalam kamar Al untuk membantu pacarnya meningkatkan target penjualan. Menurut Al, otak Anara itu sangat encer untuk memberikan ide-ide yang bagus untuk terus menaikan target penjualan.
Bahkan baru saja lima hari berjalan dari target satu minggu yang diberikan Andre, target penjualan perusahaan yang sedang ditangani Al sudah meningkat sampai 62%, padahal perjanjiannya hanya 20%.
"Al, ini udah lewat target juga! Sana mikir ide sendiri." Gerutu Anara yang sudah kehabisan ide. Sebenarnya masih ada banyak ide yang terlintas di otak manis gadis itu. Tapi demi untung yang berlipat ganda, Ia lebih memikirkan ide untuk sedikit bermain saham dengan target penjualan. Dan buktinya hal itu berhasil. Target penjualan naik, perusahaan kecil yang jadi bawahan perusahaannyapun menjadi sumber masuknya keuntungan.
"Satu ide lagi, supaya targetnya nyentuh 80% sayang. Kan lumayan buat modal kita nikah nanti." Rayu Al yang langsung diberi pukulan keras dikepalanya.
"Nikah-nikah ndasmu! Kuliah aja belom udah mikir nikah aja."
"Loh, aku aja udah mikir punya anak tiga sama kamu."
"AL!"
"Kembar asik juga loh yang."
"ALFIKRA IH!"
"Apa lagi kalo kembarnya cewek cowok gitukan, sekali cetak dua."
Aluna yang baru saja ingin memberikan camilan pada anak dan calon menantunya itu melongo saat mendengar penuturan anaknya. 'Kembar cewek cowok, sekali cetak dua' Kalimat itu terus terngiang-ngiang di otaknya. Ide jahil muncul diotaknya. Melupakan rencana awalnya ingin memberikan camilan, Ia lebih memilih menguping percakapan dua orang didalam kamar anaknya itu.
"Al, stop deh. Kalo gak aku pulang ya!" Ancamnya tak berpengaruh pada Al. Ia terus berimajinasi bisa memiliki tiga sampai lima anak bersama Anara. Intinya harus ada yang kembar.
"Gimana kalau kita lulus SMA langsung nikah aja Nar? Kasih mama kamu cucu." Al kembali memancing kekasihnya itu. Melihat wajah kesal Anara seperti candu untuknya.
"Fine, aku pula ---EH!"
Al menarik tangan Anara sampai gadis itu terlentang dikasurnya. Al langsung berdiri dan mulai membungkukkan badannya hingga wajah keduanya sangat berdekatan.
Tangan kanannya terulur menyentuh hidung Anara yang mancung kedalam. Eh maksudnya beneran mancung ya! kemudian membisikan sesuatu yang langsung dibalas Anara dengan tendangan madun di masa depan Al.
"Kamu gemesin kalo kesel, apa lagi pas salting kaya gini" Bisiknya.
*****
Setelah kejadian itu, Al ngambek karena ngilu di masa depannya berlangsung sampai malam hari. Paginya bahkan Al tidak menjemput Anara karena masih ngambek.
Anara melangkahkan kakinya menuju kantin sendirian. Tadi Ia pergi ke toilet terlebih dahulu dan menyuruh Vio dan Sara mencarikan tempat duduk. Setibanya disana, Anara mengerutkan keningnya bingung saat Sara duduk bersebelahan dengan Al. Mencoba berpikir positif mungkin saja Sara menjaga tempat duduknya, Anara datang dengan langkah pasti menghampiri Al kemudian mengambil posisi duduk didepan Al.
Hatinya cukup teriris saat melihat tubuh Sara dan Al bahkan tidak ada jarak. Sedangkan disisi Al yang satunya masih cukup luas untuk geser.
"Al, jangan ngambek dong. Aku minta maaf buat kemarin. Abisnya kamu ngomong kaya gitu." Jelas Anara yang tidak suka Sara menempel pada pacarnya. Vio yang melihat itu cukup bingung dengan tingkah Sara sejak tadi pagi.
"Sar, lo bisa kan duduk disini? Jangan disebelah Al kaya gitu?" Tanya Vio baik-baik. Ia memikirkan bagaimana perasaan Anara melihat Sara dan Al sedekat itu.
"Lo apaan sih Vi, Anara aja gak protes kok." Belanya. Toh, Anara hanya diam saja.
"Ren! Gue melihat tanda-tanda Bella baru disekitar sini!" Ujar Raka pada Reno mengode Sara. Namun sayangnya, sepertinya Sara tidak peka.
Demi menjaga kesehatan hati dan perasaannya, Anara memilih duduk bersama Raka dimeja sebelah. 'Dipikir gue gak bisa kali ya' Batin Anara yang berniat melakukan hal yang sama pada Al.
"Weits ibu negara, ingin pesan apa? Baginda siap mengantri." Saka yang duduk disebelah Anara langsung mengeluarkan jurus jitunya dalam menghibur para cewek.
"Jiwa buaya lo jangan keluar dulu Sak, pawangnya berbahaya loh!" Reno menimpali, Melihat raut wajah Anara sepertinya membutuhkan dukungan aksi cemburu mencemburui.
"Rak." Panggil Anara pelan. Ada yang mengganjal di hatinya. Raka mendekatkan wajahnya pada Anara saat mengetahui ada yang ingin dibisikan ibu negaranya.
"Siapin anggota Bragos semuanya nanti malam ya? Perasaan gue gak enak."
"Dimana?"
"Di taman skateboard kemarin aja. Nanti gue bilang Stamrat gabung."
"Stamrat?"
"Punya gue." Raka hanya menganggukan kepalanya mengerti.
"Emang kenapa harus gabung Bragos sama punya lo?"
"Nope, I feel like there's something wrong here." Jawabnya cukup keras. Ia tau orang yang Ia curigai cukup kaku dalam bahasa inggris untuk menerjemahkan maksud ucapannya sekalipun ia mendengarnya.
*****
Jan lupa vote yaw! See u next part.

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE
Teen Fiction"Gue benci deh sama lo." "Iya, gue tau lo cinta sama gue." "HALU NAJIS!" Sepaket kisah penuh teka teki, takdir yang mempertemukan untuk sebuah perpisahan? atau takdir perpisahan dengan awal sebuah pertemuan yang indah? Kisah yang indah namun rumit...