15 || War bareng!?

14 6 0
                                    

Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.

***

Bunyi pecahan kaca mengejutkan duo bucin yang sedang damai-damainya diatas rooftop. Al yang tersentak saat menatap pintu gerbang Smabun di penuhi dengan anak sekolah lain, bahkan beberapa preman pun ikut serta.

Emosi Al memuncak. Anara yang menyadari hal itu spontan mengikuti Al yang akan menghadapi pembuat onar dari sekolah lain yang datang mencari gara-gara dengannya.

Menyadari ada yang mengikutinya, Al berhenti dan rupanya benar. Anara berjalan dibelakangnya.

"Jangan ikut, bahaya."

"Jangan raguin gue. Ayo cepet, sebelum ada korban."

Anara menarik tangan Al agar mau berjalan. Walau sebenarnya enggan melibatkan Anara dalam bahaya, Tapi Anara yang sudah terbiasa dengan dunia gelap juga tidak bisa diremehkan.

Al mempercepat lengkahnya, kemudian menukar tangannya menjadi Al yang menggenggam tangan Anara.

"Ayo, tapi lo harus hati-hati."

Sesampainya didepan pagar, yang belum terbuka itu, Al langsung mengambil alih fokus seluruh anggota Bragos yang langsung sigap berkumpul saat tau ada penyerangan.

Anara memanggil Raka kemudian menyuruh sahabat Al itu untuk memanggil kurang lebih lima belas orang untuk menjaga seluruh warga sekolah. Tanpa berpikir lama, Raka langsung melakukannya.

Anara yang merasa situasi semakin ricuh berjalan dengan langkah gesitnya menerobos beberapa anggota Bragos untuk sampai didepan. Lebih tepatnya sejajar dengan Al.

"Jangan gegabah, mereka bisa aja bawa senjata." Ucap Anara cukup kuat yang diyakini dapat didengar seluruh anggota Bragos.

Anara menatap Al yang juga sedang menatapnya. Mengerti maksud dari tatapan Anara, Al melangkah maju membuka pintu gerbang itu.

'Sialan ini mah, kalah jumlah udah!' Batin Anara. Sontak gadis itu berjalan mundur. Al yang melihat itu yakin kalau Anara sedang merencanakan sesuatu. Entah apa itu Ia pun tidak tahu.

"Well, setelah hampir tiga bulan kita gak ketemu, gue dateng lagi ya." Riko. Cowok dengan emosi labil yang dipenuhi dengan dendam selama hidupnya. Ketua Raksal yang dari tatapannya sangat membenci seorang Alfikra.

"Gua pikir lo udah bosen kalah makanya gak mau ganggu Bragos lagi." Ejek Al pelan. Dirinya tidak akan mudah terpancing oleh ucapan murahan dari lawannya.

"Sialan lo Al! SERANG WOI!!" Mendengar itu, Bragos pun langsung melakukan hal yang sama.

Karena jumlah yang tidak seimbang, satu anggota Bragos harus berhadapan dengan empat sampai lima anggota Raskal. Hal itu bukan sulit untuk para anggota inti, Tapi bagaimana dengan anggota biasa yang lain? Ini bisa sangat berbahaya! Al melawan lima orang sekaligus, namun terus berpikir bagaimana caranya membalikan keadaan agar anggota Bragos tidak kalah jumlah.

Anara berlari dari belakang dan langsung bertemu dengan Al. Keduanya saling membelakangi dan menyerang tiap musuh. Saat seseorang hendak menarik rambut Anara, gadis itu dengan cepat menundukan kepalanya kemudian menendang dada pria itu dengan cepat. Tangan kanannya menarik salah satu pergelangan tangan musuhnya kemudian menarik kencang kebawah tanpa disadari oleh musuhnya itu.

Suara kepala yang bertumbuk dengan aspal sangat membuat siapa saja yang mendengarnya ngilu. Tapi tidak untuk Anara. Hal itu terlalu biasa dilakukan. Memasang kuda-kuda depan, kaki belakangnya melambung naik mengenahi rahang bawah seeorang dibelakangnya.

Al yang melihat Anara dengan gesit memberikan pukulan dan balasan berdecak kagum. Terlalu lincah. Bahkan belum ada satupun luka di tubuh gadis itu. Begitupun dengan Al. Ia memberikan bogem mentah pada seluruh anggota Raskal yang mencoba untuk menyerangnya. Anggota Raskal yang awalnya mendominasi penyerangan mulai melemah. Beberapa anggota Bragos yang berasal dari sekolah lain pun datang membantu. Termasuk kedua sahabat Anara, Vio dan Sara bahkan turun tangan karena perintah langsung dari Anara.

'Pantes dia balik tadi, rupanya buat ini' Batin Al yang terus menyerang anggota Raskal tanpa henti. Keadaan bahkan langsung berbanding terbalik. Seluruh anggota Raskal bahkan dibuat tepar oleh Bragos.

"Gimana Ko?" Tanya Al dengan senyum mengejek. Riko yang sudah tidak bertenaga karena terus mendapat bogeman dari Al hanya menatap sinis tanpa bisa berbuat apa apa.

"Bahkan lo make sajam pun gak bikin Bragos gentar loh Ko." Ejek Raka menambahkan.

"Cie kalah lagi!" Saka semakin mengompori keadaan.

"Ini lawan lo Al? Masa iya gue, Sara sama Vio gak dapet luka apa-apa? Cewek loh." Anara yang sudah puas memberikan pukulan pada para musuh Bragos itu berjalan kearah Al dan inti Bragos berkumpul. Sindiran demi sindiran benar benar menjatuhkan harga diri ketua Raskal itu.

"Lo gak capek ya Ko, kalah mulu? Mending tobat deh trus stop." Reno yang merasa belum memberikan suara mulai mengeluarkan suaranya.

"Mirisnya hidupku, penuh dengan kekalahan." Tambah Vaska mengompori.

"Gua kalah kali ini. Tapi gak nanti. Lo liat aja! Gak ada kata menang buat lo!" Tegasnya tidak terima kemudian berjalan tertatih menuju motornya.  Al yang mendengar itu hanya tersenyum mengejek.

"Dia pikir kita takut kali ya?" Timpal Raka kesal.

"YANG DAPET LUKA LANGSUNG KE MARKAS BUAT DI OBATIN!" Teriak Al memberikan instruksi pada seluruh anggota Bragos.

"SIAP PAK BOS!" Jawab mereka serempak. Anara hanya tersenyum melihat kekompakan seluruh anggota Bragos.

"Lo hebat Al."

"Baru sadar?"

Tidak, tidak. itu bukan Al yang menjawab. Itu suara Reno yang sepertinya mulai mengikuti jejak Raka.

"Dih sok, lo."

"Eh Nar, kok lo bisa segitu jagonya bela diri? Gua pikir lo cuma jago balap doang."

"H-hah? G-gue."

***

Votenya gan, jan lupa. see u next part.

HATE OR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang