Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.
*****
Cause baby, everything you are
Is everything I need
You're everything to me
Baby, every single part
Is who you're meant to be
'Cause you were meant for me
And you're everything I need- Alnara
*****
Sejak Raka mengatakan hal itu, Al terus saja menempel didekat Anara. Matanya tidak boleh terlepas pengawasan dari gadisnya. Ada perasaan aneh dan tidak enak di dalam hatinya. Hanya saat Anara sedang berada didekatnya, barulah Ia merasa tenang.
"Al, lo kaya cacing kepanasan deh."
"Iye anjir, nape lu?"
"Kaga, Anara dimana?"
"Anjing, itu udah pertanyaan lo ke-87 kali!"
"Tugas lo cuma jawab, bukan ngebantah."
"Ya Allah gini amat, dikelasnya bareng sama Vio."
"Awasin terus, jangan sampai dia sendirian."
"Kenapa sih?"
"Kaga ada."
Seluruh inti Bragos terlihat frustasi menghadapi ketuanya yang satu ini. Disekolah itu banyak orang, bagaimana bisa Anara sendirian? Kecuali Anara pergi kegudang angker belakang sekolah. Baru deh sendirian.
"Sak, bantuin gue push rank kek."
"FF apa ML?"
"ML deh."
"Ntar, gue login dulu."
"Jangan main dulu bangsat. Bantuin gue." Ujar Al frustasi.
Apanya yang mau dibantu bambang, kalo masalahnya aja kaga tau!
"Ya mau bantuin apa anak oncom, lo di tanyain gak jawab, kita tinggal main ngamuk, mau apa toh?" Ujar Vaska yang tampaknya sudah depresot.
"Al, otak lo dipake. Anara gak mungkin kenapa-napa. Secara lo kenal dia kaya gimana." Ucap Raka yang jengah dengan tingkah sahabatnya. Ia yang mendapat firasat, Al yang pusing. Kan bikin riwet.
"Tapi semua kemungkinan itu ada sialan."
"Artinya lo gak percaya sama Anara?"
Pertanyaan Torik membuatnya diam seribu bahasa. Harusnya Ia percaya kalau Anara pasti bisa menjaga dirinya. Tapi rasa takut membuatnya tidak bisa berpikir lebih jernih. Emosi memang pengendali segala sifatnya.
"Kalau lo percaya, lo gak mungkin kelihatan kaya orang ngekang dia gitu Al." Ujar Vaska menambahkan.
"Jadi gue harus gimana?"
"Cukup percaya kalau Anara akan baik-baik saja atas apa pun yang terjadi nanti."
"Oke, fine." Al memilih tidur diatas meja belajarnya. Guru sedang tidak masuk jadi para murid bebas melakukan apapun. Mulai dari para cewek yang gibah sampai para cowok yang mabar.
Saka dan Vaska yang awalnya ingin mabar namun ditahan Al memilih melanjutkan kegiatan mabarnya, Torik yang berkutat dengan kalkulator dan buku wangsit tebal dimejanya, serta Raka dan Reno yang ikut bergabung mabar.
Bahkan sampai bel pulang sekolah, tidak ada guru yang masuk, sangat menyenangkan bukan? Para inti Bragos bergegas pulang, sedangkan Al memilih pergi ke lokernya sebelum menjemput Anara dikelasnya.
Saat sampai didepan lokernya, bunyi notifikasi dari ponselnya langsung mengalihkan fokusnya. Rahang Al mengeras. Bahkan tangannya mengepal keras saat membaca pesan dari seseorang.
08223422xxxx
Gudang Raskal, atau cewek lo gak selamat.Tanpa membalas pesan itu, Al langsung berlari tanpa menutup lokernya. Ia menghampiri Saka untuk meminjam motor sport sahabatnta itu, kemudian menancapkan gasnya membelah jalanan ibukota yang cukup macet karena jam pulang sekolah.
Beberapa kali Ia menerobos kendaraan didepannya membuat banyak orang yang memakinya perlahan, namun tidak diperdulikan olehnya. Fokusnya hanya satu saat ini, gadisnya.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke markas Raskal. Markas yang sebelumnya gudang miras ini sangat berantakan. Sangat tidak terurus menurutnya.
"RASKAL! DIMANA ANARA!?" Teriak Al saat sudah membuka pintu depan markas musuhnya sendiri.
"Lo terlalu naif Al." Seseorang berjalan dibelakangnya. Al memutar tubuhnya menatap Riko, orang yang pernah dibuat sekarat oleh Anara.
Al berdecak kasihan. Pernah disiksa oleh gadisnya sampai tidak berani mengusik langsung? Beraninya memancing satu-satu dan menjatuhkan perlahan? Cara banci.
"Lo yang terlalu tidak layak untuk dikasihani."
"Oh iya? Jelas. Gue hanya layak untuk dihormati."
"Gua lebih milih mati dari pada hormat sama manusia kaya lo!"
"Ide yang bagus."
"Kayanya gue salah ucap, lo terlalu sampah untuk disebut manusia."
Ucapan Al menyulutkan emosi Riko. Keduanya saling bertatapan sengit seperti mengeluarkan rasa bencinya masing-masing.
Tiga orang tiba-tiba keluar dari dalam gudang. Mereka mengepung Al seperti predator yang sudah mendapatkan mangsanya. Perkelahian itu tidak dapat terhindari.
Al mulai melawan tiga orang itu secara bersamaan. Cukup menguras tenaga memang saat tau teknik pukulan ketiganya sangat terlatih, bukan anggota Raskal pada umumnya yang hanya tau asal pukul yang penting namanya tauran.
Riko tersenyum puas saat Al terasa cukup kesulitan menghadapi semuanya. Ia memanggil beberapa anggota Raskal untuk mempersiapkan mangsa selanjutnya. Kemudian kembali menyalakan ponselnya. Tangannya bergerak lincah menekan nomor seseorang. Targetnya selanjutnya.
Saat panggilan itu terhubung,
"Hallo, ini siapa?"
"Markas Raskal sendirian, atau cowok lo gak selamat."
"Bangsat!"
Panggilan itu terputus. Senyuman Riko mengembang saat merasa rencananya mulus sejauh ini.
Ia kembali berjalan mendekati Al yang masih terus menyerang para orang suruhannya.
"Sekarang gue tau---
---Kelemahan seorang Alfikra Banuraga, ada pada sosok manis Anara Mutiara Salvana."
*****
Jan lupa votenya gan, see u next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE
Novela Juvenil"Gue benci deh sama lo." "Iya, gue tau lo cinta sama gue." "HALU NAJIS!" Sepaket kisah penuh teka teki, takdir yang mempertemukan untuk sebuah perpisahan? atau takdir perpisahan dengan awal sebuah pertemuan yang indah? Kisah yang indah namun rumit...