Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.
***
"Eh Nar, kok lo bisa segitu jagonya bela diri? Gua pikir lo cuma jago balap doang."
"H-hah? G-gue pas kecil sering disuruh latihan sama bonyok, makanya bisa. Nah gitu deh." Jawab Anara sambil tersenyum. Senyuman itu yang meyakinkan Al bahwa Anara sedang berbohong. Mau memaskanya untuk jujur pun tidak ada hak, Kalaupun mau, nanti jujur sendiri.
Setelah kejadian itu, sekolah memutuskan untuk memulangkan seluruh siswa dan siswi demi keamanan bersama. Takutnya mereka akan kembali lagi atau terjadi hal yang tidak mengenakan nantinya akan sulit di tanggulangi.
Anara yang sedang menunggu angkot siapa tau lewat di halte menatap sebuah motor yang tiba tiba berhenti didepannya.
"Mau pulang kan? Ayo bareng." Ajaknya.
"Serius?"
"Iya."
Anara pun menaiki motor ninja hitam itu dengan cepat. Untung Al sedang seimbang, kalau tidak sudah dipastikan keduanya akan tidur diaspal.
"Raka ngajak double date."
"Loh, emang dia punya pacar?" Tanya Anara penasaran. Setahunya, Raka itu jarang dekat dengan cewek. Kok bisa tiba-tiba punya partner ngedate?
"Katanya cewek yang dia datengin di kantin tadi." oh Anara ingat. Gadis cupu itu.
"Oh, yang itu." Anara menganggukkan kepalanya beberapa kali kemudian memperhatikan jalanan ibu kota yang sepertinya memang sedang tidak terlalu padat seperti biasanya. Mungkin karena jam segini harusnya jam anak sekolahan dan kantor jadi tidak terlalu banyak aktifitas di jalan raya.
15 menit menempuh perjalanan tanpa obrolan itu, Anara segera turun dan melepaskan helm milik Al dengan mudah.
"Lo mau nunggu gue siap-siap atau nanti balik lagi kesini?" Tanya Anara agar Ia bisa memutuskan untuk bersiap-siap secepat kilat atau bisa perlahan lahan.
"Gua tunggu aja, sekalian Bunda mau kenalan sama lo." Jawab Al sambil melepaskan helmnya dan ikut turun dari motornya.
Anara yang mendengar itu hanya mengangkat jempolnya bertanda 'oke' kemudian berjalan mendahuli Al.
"Lo duduk aja dulu disitu, gue ganti baju dulu." Ujar Anara yang mulai menaiki anak tangga menuju kamarnya satu persatu.
"Mau gua temenin gak?" Tawar Al yang ingin mengusili Anara.
"Kalo pengen mati sekarang sih gak papa." Jawab Anara santai kemudian menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
Tak berselang lama, Anara kembali turun dengan wajah yang lebih fresh dari sebelumnya. Dengan baju lengan pendek dan celana sepahanya. Anara tampak sangat manis. Apalagi wajahnya yang hanya dipolesi bedak tipis tanpa make up membuatnya terlihat benar-benar natural.
"Ayo." Al langsung memasukan ponselnya kedalam saku celananya dan menggenggam tangan Anara keluar menuju motornya. Keduanya kembali membelah jalanan ibu kota Jakarta yang sekarang sudah mulai terbebas dari polusi udara.
Kurang dari 15 menit keduanya sudah sampai dikediaman Banuraga. Rumah megah bernunsa Eropa classic itu terlihat sangat indah. Bahkan teras depannya saja terdapat air mancur kecil.
Anara turun dari motor diikuti dengan Al. Kemudian mengikuti langkah Al masuk kedalam rumah itu. Suara lagu 'Ku menangis' menjadi penyambut keduanya saat masuk. Al berdecak pelan saat tau itu pasti bundanya.
"Bun," Panggil Al lembut.
"Iya Al, kok udah pulang?" Bunda Al datang dari arah belakang kemudian menatap putra tunggalnya bingung. Seragam acak-acakan, Ada darah juga diujung seragamnya, dan yang paling menyita perhatian, gadis cantik dibelakang Al.
"Ini siapa Al?" Tanya Aluna sambil tersenyum.
"Anara tante--"
"--Pacarnya Al" Ini bukan Anara yang lanjut, tentu saja kalian tau jawabannya. Alfikra Banuraga.
"Oh ini toh yang kamu bilang calon menantunya bunda, Ih manis pisan. Suka bunda kalo yang kaya gini." Puji Aluna yang tak henti-hentinya menampilkan senyuman pada wajahnya. Begitu juga dengan Anara yang ikut tersenyum.
"Al, kamu mandi sana. Bau." Ujar Aluna kemudian mengajak Anara masuk kedalam untuk ngobrol, entah membicarakan apa. Al hanya mendegus mendengar itu, namun tak urung melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
Tak sampai 10 menit, Al sudah siap dengan setelan santai dan jaket Bragos yang tetap dikenakannya.
"Ayo Nar." Ajak Al setelah sampai dibawah.
"Kalian mau kemana? Bunda belom puas ngobrolnya sama Anara." Protes Aluna yang tidak iklas 'calon menantunya' dibawa pergi.
"Nanti Anara dateng lagi kok tan."
"Panggil bunda ih, jangan tante." Koreksi Aluna.
"Iya Bun, nanti Anara dateng lagi."
"Yaudah deh, seringin dateng ya." Balas Aluna mengusap rambut Anara sayang.
"Al pergi dulu Bun." Kemudian keduanya menyalimi tangan bundanya Al itu dab segera berangkat menuju tempat double date yang katanya sudah disiapan Raka.
Sesampainya disana, Anara mencebirkan bibirnya kesal. Ia pikir tempat double date yang dimaksud itu seperti makan di angkringan atau jalan jalan kepantai, tapi malah ke Dufan. Ya walau sebenarnya menyenangkan, tapi menurutnya bermain di Dufan lebih asik bila datang ramai-ramai.
Ya walaupun sempat protes, Anara tetap menaiki tiap wahana yang ada. dimulai dari yang biasa saja sampai yang memacu adrenalinnya. Cukup menyenangkan, Apalagi bersama orang yang kita sukai.
Eh? Sukai?
***
Jangan lupa Votenya brodi, see u next part!!

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE
Teen Fiction"Gue benci deh sama lo." "Iya, gue tau lo cinta sama gue." "HALU NAJIS!" Sepaket kisah penuh teka teki, takdir yang mempertemukan untuk sebuah perpisahan? atau takdir perpisahan dengan awal sebuah pertemuan yang indah? Kisah yang indah namun rumit...