Bab 1. Apa yang Kau Khawatirkan?

1.8K 216 8
                                    

DILARANG MENJIPLAK, MENYALIN, MEMPUBLIKASIKAN CERITA MILIK SAYA TANPA IZIN ATAU SEPENGETAHUAN PENULIS.

.

.

.

Hati-hati, Wen mengeringkan tubuh putra mahkota dengan handuk lembut. Pemuda itu meringis, menatap sang tuan yang tengah mengamatinya dengan tatapan tajam. Wen memberikan isyarat tangan, meminta maaf karena tangan kasarnya menyentuh kulit putra mahkota.


Bright tidak menjawab. Telapak tangannya menangkap pergelangan tangan Wen. Dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh sang budak, tapi melihat ekspresi Wen saat ini, Bright mengambil kesimpulan jika sang budak meminta maaf karena tangan kasar itu menyentuh kulitnya.

Kekehan Bright terdengar, merobek keheningan yang menggantung di dalam tenda. Dengan kasar ia melepaskan pergelangan tangan Wen.


"Apa yang kau khawatirkan?" tanyanya. Ia kembali merentangkan tangan, mengizinkan Wen memasangkan pakaian dalamnya. "Kau takut aku marah karena tangan kasarmu menyentuh kulitku?"


Bright melirik Wen lewat ekor matanya. Budak itu menganggukkan kepala, cepat. "Lihat!" ucap putra mahkota, mengangkat telapak tangannya ke depan wajah Wen. "Tanganku tidak kalah kasar," sambung pria itu terdengar sinis.


Putra mahkota menjeda, mengangkat wajah, mengembuskan napas yang terdengar berat. "Tanganku lebih kotor darimu."


Gerakan tangan Wen yang tengah membuat simpul hidup pada tali pakaian dalam sang tuan terhenti untuk beberapa saat. Pria itu memiringkan kepala, sangat berani membalas pandangan putra mahkota dengan ekspresi tidak mengerti.


Ujung mulut Bright diangkat naik. Ia mencondongkan tubuhnya ke arah sang budak dan berbisik, "Aku tidak tahu sudah berapa nyawa yang kucabut dengan tanganku ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Wen memeriksa pekerjaannya untuk terakhir kali setelah selesai memakaikan jubah bulu beruang di pundak putra mahkota. Pemuda itu berjalan, mengelilingi tubuh sang tuan dengan ekspresi serius. Senyumnya terkembang, setelah memastikan pekerjaan itu diselesaikan dengan sempurna.

 Senyumnya terkembang, setelah memastikan pekerjaan itu diselesaikan dengan sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang