Bab 18. Assassin Bag. 2

746 125 8
                                    

Mulmed : The Phoenix Prison - Wei Long

.

.

.

Happy Reading!

.

.

.

Yu Wen baru saja akan memejamkan mata saat mendengar helaan napas pelan dari sudut kanan tendanya. Keadaan di dalam tenda yang minim cahaya memaksa Yu Wen untuk memicingkan kedua mata, berusaha mencari tahu sosok yang tengah duduk bersilang kaki di sana.

Siapa kau? Yu Wen bertanya dengan bahasa isyarat. Apa maumu? Ia kembali bertanya, dengan sikap penuh waspada. Di atas meja, cahaya lilin berpendar, memberi sedikit penerangan.

Pria yang tengah duduk di sudut kanan tenda itu menghela napas panjang. Pandangannya menyapu ke seluruh ruangan. Tenda yang ditempati oleh Yu Wen memang tidak besar, tapi sangat layak dan nyaman.

"Kehidupanmu sepertinya cukup layak di tempat ini." Pria itu berusia sekitar dua puluh dua hingga dua puluh empat tahun, berparas sangat tampan dan bersuara merdu. Senyumnya begitu manis, walau penuh misteri. "Maximus sepertinya memperlakukanmu dengan sangat baik."

Ia terkekeh pelan, menjeda untuk menarik dan mengembuskan napas, panjang. "Namaku Gagak Hitam." Pria itu memperkenalkan diri dengan sikap santai. Satu tangannya dipakai untuk menopang dagu. "Tadi kau bertanya mauku ...." Kepalanya diangguk-anggukkan, pelan. "Aku mau nyawamu."

Yu Wen menarik napas dalam. Ekspresi wajah yang biasa terlihat lembut itu berubah sedingin lautan beku. Bergerak seperti seekor naga yang terusik, dalam sekejap ia sudah berdiri di hadapan Gagak Hitam, mencondongkan tubuh, mencengkram wajah pria yang lebih tua itu dengan satu tangan.

"Kau masih menjengkelkan seperti biasa!" Yu Wen berbisik pelan. Nada bicaranya penuh penekanan. Namun, gertakannya tidak berhasil membuat Gagak Hitam takut, sebaliknya pria itu malah terkekeh, tangannya bertepuk tangan dengan semangat.

"Kukira kau akan terus berekspresi lembut seperti tadi," ejeknya terdengar jengkel. Gagak Hitam menaikkan satu alis tinggi saat Yu Wen melepas cengkraman tangan dari dagunya. "Kau memainkan peranmu dengan lihai, hingga aku takut kau lupa siapa jati dirimu yang sebenarnya."

Yu Wen melangkah menuju meja. Sebagian dada putihnya terekspos jelas, mengintip dari belahan hanfu yang terbuka di bagian depan. Jemari lentik pria itu menyelusup ke rambut panjang hitamnya yang tergerai.

Gagak Hitam menggunakan tenaga dalam untuk membuat benteng tidak terlihat di sekeliling tenda Yu Wen hingga siapa pun yang berada di luar tidak bisa mendengar pembicaraan di dalam tenda.

"Bagaimana luka-lukamu?"

Yu Wen menyesap araknya pelan. ia melirik singkat ke bahu kanannya sebelum menjawab, "Lumayan."

"Jangan melakukan hal yang tidak perlu!" Gagak Hitam mengingatkan dengan serius. "Kau harus ingat tujuanmu menyelinap masuk ke dalam pasukan Maximus."

Yu Wen tidak menjawab. Pandangan tajamnya tertuju ke arah pintu tenda yang tertutup.

"Ada perubahan rencana. Pasukan ayahmu akan bergerak kembali ke wilayah Kerajaan Timur, " lapornya. "Secepat mungkin kau harus bisa menemukan Selir Mei Hwa. Jenderal Aiguo yakin jika beliau dikurung di Istana Kekaisaran Barat."

Ada jeda pendek sebelum ia kembali bicara. "Kau harus menemukan Selir Mei Hwa, sementara kakakmu—dia akan membantumu selama kau berada di sana."

Gagak Hitam tersenyum miring. "Aku heran, kenapa Maximus bisa langsung mempercayaimu?" gumamnya, tidak mengerti. "Rencana yang disusun ayahmu terlalu mulus, hingga aku takut ada badai besar menanti kita setelah ini."

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang