Bab 9. Bulan di Atas Bukit

1K 186 20
                                    

Untuk kalian yang penasaran sama jalan ceritanya, AU ini saya publish juga di twitter @fuyutsukihikari dengan judul sama. Di sana sudah jauh lebih banyak Up-nya. ^^

.

.

.

DILARANG MENJIPLAK, MENYALIN, MEMPUBLIKASIKAN CERITA MILIK SAYA TANPA IZIN ATAU SEPENGETAHUAN PENULIS.

.

.

.

Kuda cokelat tunggangan Ega berlari kencang, mengantarkan sang tuan membunuh satu per satu buruan yang berlari, panik, ke segala arah. Dua kaki depan binatang itu terangkat tinggi saat Ega menarik tali kekang, erat untuk menghentikan laju kuda. Di sisi kanan dan kirinya, empat ekor anjing pemburu berdiri, menyalak ganas, meneteskan air liur yang bercampur darah buruan.


Darah segar menetes dari ujung pedang. Baju zirah perak yang dikenakannya kini semerah darah. Ega bernapas pelan, menoleh, berusaha mencari sosok sang tuan yang tengah berkuda tidak jauh dari tempatnya berada saat ini.


Mata pria itu memicing, menatap Yu Wen yang berkuda tepat di sisi putra mahkota. Tangan Bright dengan ringannya mengayunkan pedang, menebas setiap kepala buruan.


Ega mengembuskan napas panjang, wajah sang jenderal menunduk singkat sebelum kaki pria itu menendang pelan punggung kuda. Orang lain mungkin tidak menyadari, tapi Ega tahu jika tuannya tengah melindungi Yu Wen saat ini, memastikan pria dari wilayah timur itu berada dalam jangkauan perlindungannya. ...Di antara lolongan kesakitan serta teriakan haus membunuh yang bersahutan, Yu Wen terus melajukan binatang tunggangannya. Dari atas punggung kuda ia mengamati bagaimana Alden berusaha bertahan dan melawan untuk kehidupannya.


Mata cekung pria itu berkilat, penuh tekad. Untuk sesaat hati Yu Wen mencelos, ada rasa tidak tega menyelinap ke dalam hatinya. Namun, janji tetaplah janji.


Satu anak panah yang dilepas Yu Wen membuat Alden bertambah waspada. Tubuh kurusnya berguling di atas tanah, lalu dengan gerakan cepat pria itu menyambar sebuah pedang yang tergeletak di sisi mayat seorang prajurit Gao yang berhasil dibunuhnya.


Alden menangkis satu anak panah lain yang dilepas Yu Wen dengan pedangnya. Pria itu bernapas cepat, menatap lawan dengan pandangan membunuh.


Linnea yang mengirimku.


Alden menekuk kening dalam saat Yu Wen memberinya bahasa isyarat. Tubuh pria itu langsung memasang kuda-kuda saat putra mahkota membawa kuda tunggangannya ke sisi Yu Wen.


"Linnea yang mengirimnya." Suara berat Bright membuat Alden menoleh ke arahnya. Tangan pria itu menggenggam erat pedang di tangan kanan. "Wanita itu ingin kau mati," sambung putra mahkota, disambut tawa parau Alden.


"Menggelikan, kau bertahan hidup untuknya, tapi wanita itu menginginkan kematianmu." Bright mengabaikan Yu Wen yang melotot kepadanya.


Kenapa kau bicara seperti itu?


Bright mengangkat dagu, menaikkan satu alis tinggi, menatap Alden, dingin.


"Begitu?" Perlahan Alden menundukkan kepala. Pedang di tangannya dilepas, jatuh ke atas rumput yang tergenang darah. "Maaf karena perasaanku membuatnya menderita." Alden tersenyum kecil, membuang muka saat matanya memanas.

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang