Bab 19.2 Bulan Di atas Tanah Faroe

847 124 19
                                    

Mulmed : The Sound of Snow Falling Dizi Version - Story of Yanxi Palace OST

Ada yang nunggu kelanjutannya? Sekarang updatean wattpad & twitter sudah sama.

Happy Reading ya! ^^

.

.

.

"Seharusnya kau menemui Pangeran Maximus terlebih dahulu—"

"Ah, bagus sekali kau mengingatkannya." Suara Maximus memotong dari arah pintu tenda. Kedua pria yang berada di hadapannya segera berdiri, memberi hormat, takzim. Pandangan Maximus tertuju kepada Yu Wen yang masih tidak menampakkan rasa bersalah. "Apa kau akan terus diam di sana?" Terselip nada jengkel dalam suara putra mahkota saat bicara.

Ega berdeham, berusaha menyadarkan Yu Wen yang sepertinya masih belum menangkap maksud ucapan Maximus. Ia mengulurkan tangan, mencolek lengan Yu Wen yang kini menatapnya, heran.

Apa? Yu Wen bertanya, polos sementara Ega menatapnya dengan sorot mencela. Apa kau memerlukan sesuatu?

"Aku yang memerlukan sesuatu!" Suara berat putra mahkota menginterupis. Maximus mengangkat dagu, sorot matanya menatap tajam kepada Yu Wen. "Aku—tuanmu—memerlukan sesuatu!" Ia mengucapkan kalimat itu dengan penuh penekanan. Giginya gemeretak. Untuk kesekian kali Yu Wen berhasil membuat emosi Maximus tersulut.

Menggerakkan jemari, Maximus memanggil Yu Wen. "Kemari!" perintah pria itu sebelum berbalik, beranjak pergi untuk kembali ke tenda miliknya.

. . .

"Aku tidak mengerti kenapa kau sangat suka membuatku kesal?" Maximus mendengkus, terdiam sejenak untuk membuka pakaian. Ia memerintahkan Yu Wen mneyiapkan bak mandi. Tubuhnya terasa pegal luar biasa, berendam di dalam air hangat sepertinya akan membuat Maximus sedikit nyaman.

"Kenapa kau tidak langsung menemuiku?" Satu alis putra mahkota diangkat naik. Pandangan tajamnya mengawasi setiap gerak-gerik Yu Wen yang bergerak lincah di dalam tenda luas milik putra mahkota. "Seharusnya kau langsung menemuiku dan bertanya apa aku memerlukan sesuatu." Ia menambahkan saat tidak mendapat tanggapan.

Saat ini mereka berada di perbatasan Kerajaan Faroe dan Kerajaan Hovan. Berbeda dengan kota-kota di Kerajaan Hovan yang lain, bagian selatan wilayah itu selalu diwarnai oleh pertempuran. Penduduk yang bertahan di wilayah berkurang secara signifikan. Mereka terlalu lelah oleh pertempuran yang terjadi, sementara penduduk yang masih menetap, memilih bertahan karena kesuburan tanah.

Sebelum perang dua kerajaan berlangsung, wilayah perbatasan Faroe dan Hovan sangat makmur. Keduanya berbisnis dengan jujur, rakyat makmur hingga akhirnya perang pecah. Faroe dan Hovan jatuh ke dalam kekuasaan Kekaisaran Barat, para pengungsi dari wilayah lain terus berdatangan hingga mengacaukan kehidupan di tempat itu.

Anda belum memanggil hamba. Yu Wen membalas dengan santai. Ia melanjutkan pekerjaannya di bawah tatapan menusuk Maximus.

"Apa aku harus selalu memanggilmu agar kau datang kepadaku?"

Yu Wen berhenti bergerak, berbalik, tertegun sesaat. Ditatapnya Maximus, lekat. Bukankah seharusnya seperti itu? tanyanya. Sebagai seorang budak, hamba akan datang jika Anda memerlukan hamba.

Dengan senyum tipis Maximus berkata, "Kau masih marah kepadaku?"

Marah? Yu Wen memiringkan kepala ke satu sisi. Kenapa hamba harus marah?

Berdiri tegak, Maximus menatap ke arah pintu tenda walau pandangannya masih tertuju kepada Yu Wen. Apa pengawalnya itu sengaja menyulut emosinya?

Menarik napas dalam, Maximus yang sudah setengah telanjang, berjalan menuju bak mandi. Perlahan ia mendudukkan diri, menenggelamkan sebagian tubuhnya di dalam air hangat. Uap mengepul, aroma citrus lembut dari wewangian yang dituangkan oleh Yu Wen membuat pria itu rileks. "Pijat!" Maximus menepuk bahu kanan, perlahan matanya dipejamkan.

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang