Bab 7. Sang Pemilik

1.1K 209 12
                                    

DILARANG MENJIPLAK, MENYALIN, MEMPUBLIKASIKAN CERITA MILIK SAYA TANPA IZIN ATAU SEPENGETAHUAN PENULIS.

.

.

.


Musim semi sudah datang menyapa saat ribuan pasukan Bright memasuki batas wilayah Kerajaan Gao. Bunga-bunga liar tumbuh di mana-mana, menyemarakkan, tidak seperti suasana musim dingin yang buram.


Para penggembala menghentikan sejenak kegiatan mereka. Menatap kejauhan dengan satu tangan berada sedikit di atas mata. Kibaran panji-panji dan bendera Kerajaan Barat membuat mereka untuk segera menyingkir, berdiri tegak dengan satu tangan disilang di depan dada. Menundukkan kepala dalam, mereka memberikan penghormatan, takzim.

Bunyi terompet kerajaan terdengar keras di kejauhan. Di depan gerbang kota, ratusan prajurit berkuda Kerajaan Gao menunggu, menyambut kedatangan pasukan putra mahkota dengan ramah.

"Yang Mulia?" Seorang pria berusia empat puluh tahun menyapa dengan suara ramah berlebihan. Pria itu mengenakan pakaian khas Kerajaan Gao, dengan bordir beruang emas terukir di kemeja beledunya. "Senang sekali kami bisa menerima Anda di sini."

"Pangeran Andres?" Bright menyapa dengan suara dan ekspresi dingin. Kuda jantan hitam kebanggaannya berhenti tepat di depan kuda putih yang ditunggangi Andres. "Menakjubkan sekali kau datang menyambutku secara pribadi."

Andres tahu jika Bright tengah menyindirnya saat ini. Sebisa mungkin ia mengendalikan nada dan ekspresi wajah saat berkata, "Prajurit yang kami tempatkan di perbatasan sudah mengabarkan tentang kedatangan pasukan Anda, jadi aku secara khusus datang menyambut untuk menggantikan ayahku," ucapnya, panjang lebar.

Bright tidak langsung menjawab. Ia melempar pandangan ke barisan prajurit di sisi kanannya sebelum kembali bicara, "Pasukanku memerlukan makanan dan tempat untuk istirahat. Kami juga memerlukan banyak kuda dan bahan makanan sebelum melanjutkan perjalanan," terangnya membuat Pangeran Andres menganggukan kepala.

"Kami akan menyiapkan semua kebutuhan Anda, Yang Mulia." Pangeran Andres bicara dengan sangat sopan. Keramahannya yang terlalu dibuat-buat membuat Ega mendengkus pelan di belakang punggung Bright. "Selain itu, Raja Dedric menunggu Anda di istana. Beliau menyiapkan pesta besar untuk menyambut Anda, Yang Mulia."

Ekspresi putra mahkota tidak berubah. Pembawaannya yang agung membuat pasukan Kerajaan Gao merasa sedikit tertekan. Menendang pelan, kuda tunggangan mereka akhirnya kembali berjalan, melewati jalan panjang selebar tiga meter menuju pintu perbatasan ibu kota yang diapit oleh hamparan padang rumput di sisi kiri dan kanannya.

"Raja Dedric terdengar sangat murah hati." Bright mengatakan kalimat itu dengan suara datar. Nada pujian dan kagum tidak bisa kau temukan dalam suaranya....

Penduduk kota segera menepi saat ribuan pasukan Kerajaan Barat memasuki gerbang ibu kota. Hingar bingar seolah hilang bersama embusan angin yang bertiup lembut dari Pegunungan Malvin.

Kerajaan Gao sangat makmur, sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari beternak. Bulu-bulu domba yang dihasilkan memiliki kualitas nomor satu, selain itu pemasukan kas kerajaan dari hasil tambang emas pun tidak kalah besarnya, hingga untuk beberapa abad Kerajaan Gao menjadi incaran kerajaan-kerajaan lain dan pada akhirnya berhasil ditaklukan oleh Kerajaan Barat, hampir lima puluh tahun yang lalu.

"Tutup mulutmu! Jangan membuatku malu!" Suara Bright terdengar pelan, tapi penuh penekanan. Ia bahkan tidak menoleh saat mengatakan kalimat itu.

Yu Wen mengerjapkan mata. Mendelik kesal, dengan cepat menutup mulutnya rapat. Apa salah jika dia terkagum-kagum? Bangunan ini terlalu indah dan megah hingga membuat Yu Wen membuka mulut lebar, takjub.

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang