Bab 26.1 Roda Waktu Melengking

679 123 14
                                    

Fated 26.1 Roda Waktu Melengking

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Di bawah hamparan sinar keperakan rembulan, Jenderal Aiguo dan Gagak Hitam bertarung. Gerakan keduanya begitu luwes, tepat sasaran dan mematikan. Di sisi lapangan rumput, Jenderal Wuhuan mengawasi. Mata tajam pria itu menatap setiap gerakan dengan kening ditekuk dalam.

Pertarungan sudah memasuki dua puluh gerakan. Keduanya bertarung dengan seimbang. Kemampuan bela diri Jenderal Aiguo dan Gagak Hitam berada di tingkat yang sama. Namun, pengalaman di medan perang keduanya jelas sangat berbeda.

Gagak Hitam mencondongkan tubuh, berusaha menyerang perut Jenderal Aiguo, tapi dengan cepat serangan itu dipatahkan. Tubuh Gagak Hitam terhuyung mundur tepat sebelun mata pedang sang jenderal mengenai lehernya.

Ketenangan mengagumkan masih menyelimuti Gagak Hitam. Ekspresi pria itu tidak terbaca. Mata pedangnya memantulkan sinar perak rembulan. Untuk beberapa saat kedua pria itu terdiam, saling menatap, bernapas pelan hingga akhirnya Gagak Hitam kembali menyerang. Tanpa ragu ia melayangkan serangan bertubi-tubi.

Pedang bergerak lincah di udara. Percik api tercipta saat dua mata pedang itu bertemu. Suara denting mata pedang terdengar keras, menyaru bersama udara. Udara akhir musim gugur terasa lebih dingin, bersiap menyambut musim pengganti yang akan segera datang.

Jenderal Aiguo kembali bergerak. Hunusan pedang sang jenderal diarahkan ke leher Gagak Hitam yang dengan cepat mampu menangkis dan membalas serangan bertubi-tubi kepadanya. Senyum sang jenderal terkembang. "Tidak terlalu buruk," pujinya yang terdengar seperti ejekan di telingan Gagak Hitam.

"Kemampuan bela diriku harus sempurna untuk bisa melindungi keluargaku." Gagak Hitam perlahan berdiri, membuang muka. Giginya gemeretak, perasaan kesal menguasi diri. Gagak Hitam ingin sekali berteriak, mengeluarkan kekesalannya, tapi ingatan akan seseorang menahannya. Kepalan tangan pria itu perlahan terbuka, dengan cepat ia kembali menguasai emosinya.

Jenderal Aiguo menyerahkan pedang yang telah disarungkan kepada Jenderal Wuhuan . Sekejap ia terdiam, menikmati kesunyian malam hingga akhirnya tatapan pria itu kembali tertuju kepada Gagak Hitam. "Melindungi rakyat. Apa yang kita lakukan saat ini demi melindungi rakyat Kerajaan Timur."

Gagak Hitam tertawa. Tatapan tajamnya terarah lurus kepada Jenderal Aiguo. Ia berteriak, "Jangan bicara omong kosong!" Jenderal Wuhuan mengerjap, ia hendak maju untuk menarik Gagak Hitam pergi. Namun, dengan cepat Jenderal Aiguo mencegahnya. "Melindungi rakyat?" beo Gagak Hitam, mengusap wajah.

Ia terdiam beberapa saat untuk menarik napas dalam. Dadanya bergemuruh oleh ledakan emosi. "Apa semua itu sepadan?" tanyanya, menggelengkan kepala dengan enggan.

Jenderal Aiguo tidak menjawab.

"Sampai kapan Yunning dan Yu Wen harus berada di sana? Sampai kapan kakak dan adikku harus menderita?"

Gagak Hitam kembali menjeda. Kepalanya mendongak, menatap langit malam. Ia tidak menunggu sang jenderal untuk menjawab. "Kenapa harus mengutus mereka? Kenapa harus mengorbankan putramu sendiri?"

"Sampai kapan kau akan bersikap egois?" Jenderal Aiguo balik bertanya. Suara tenangnya menohok Gagak Hitam. "Baojia, alasanku tidak mengizinkanmu untuk menggantikan Yunning atau Yu Wen bukan karena aku tidak mempercayaimu. Aku tahu kau mampu. Aku tahu kau bisa, tapi tujuanmu tidak sama dengan kami."

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang