Bab 22.2 Sosok yang Tidak Asing

691 137 20
                                    

Source pics : Pinterest

Happy reading ya! ^^

.

.

.

FATED 22.2 Sosok yang Tidak Asing


Yu Wen berjalan, tangan kanannya sibuk mengeringkan rambut yang masih setengah basah dengan kain bersih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yu Wen berjalan, tangan kanannya sibuk mengeringkan rambut yang masih setengah basah dengan kain bersih. Di depan jendela yang terbuka ia mendongak, langit terlihat sangat gelap. Pasti akan turun hujan lebat malam ini, pikirnya.

Mengembuskan napas panjang, ia menoleh, satu alisnya diangkat naik saat melihat sebuah apel merah tergeletak di atas meja rias. Pandangan pria itu menyapu ke segala penjuru. Siapa yang berani masuk ke dalam kamarnya saat ia tengah mandi tadi?

Mengendikan bahu acuh tak acuh, Yu Wen menggigit apel di tangannya, kecil. Rasa manis dan aroma harum khas membuatnya terbelalak. Apel dari wilayah barat memang sangat terkenal dengan rasa manisnya, dan sekarang Yu Wen membuktikannya sendiri.

Menghela napas panjang, Yu Wen bertanya, "Sejak kapan kau berada di sana?"

Gagak Hitam terkekeh. Kedua tangannya dilipat di depan dada. "Aku baru saja masuk," ujarnya. "Aku membawa pesan dari Jenderal Aiguo," sambungnya.

Ia terdiam beberapa saat, memindai kamar luas milik Yu Wen dengan saksama. "Omong-omong kamarmu cukup bagus," pujinya, melirik singkat Yu Wen yang duduk di depan cermin perunggu.

"Maximus memperlakukanmu dengan baik." Itu bukan pertanyaan. Suara Gagak Hitam terdengar sedikit berat kali ini. Ia berjalan pelan menuju meja rias, berdiri di belakang punggung sang adik lalu menengadahkan tangan, meminta sisir yang tengah digenggam oleh Yu Wen.

Dengan sangat hati-hati, Gagak Hitam menyisir rambut sehitam arang milik Yu Wen. Ekspresinya terlihat sangat serius, sementara yang lebih muda menatap pantulan bayangan keduanya pada cermin perunggu.

"Jangan menitipkan hatimu kepada orang yang salah!" Gagak Hitam berbisik lembut. Seperti biasa, suara kakak keduanya selalu terdengar menenangkan. "Saat kau terluka, bukan hanya dirimu yang merasakan sakitnya."

Yu Wen terkekeh. "Aku hanya menjalankan peranku dengan baik, Kak. Tidak ada yang perlu kaurisaukan."

Panggilan lirih itu berhasil membuat gerakan tangan Gagak Hitam terhenti, sebelum akhirnya sisir di tangan pria itu meluncur ringan, menerobos helai-helai halus rambut panjang Yu Wen.

"Aku tidak ingat kapan terakhir kali kau menyisir rambutku." Yu Wen mengalihkan pembicaraan. Netranya menatap sang kakak lewat pantulan cermin. Senyum pria itu tercipta, tipis. "Aku bahkan nyaris lupa suara tawa renyahmu," sambungnya. "Lalu kakak pertama, aku tidak tahu bagaimana caranya bertahan hidup selama ini?"

Gagak Hitam tidak langsung menjawab. Ia menggulung sebagian rambut Yu Wen dan menjadikannya sanggul sederhana di atas kepala. Mata tajam pria itu melirik ke atas meja rias, tangannya dengan cepat meraih tusuk rambut berkepala kuncup bunga magnolia lalu memasangkan benda itu di sanggul adiknya.

TAMAT - FATED (BRIGHTWIN (BxB))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang