Hai!
Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!
Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa
Udah belomm??
Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?
Pakai love “💛” di lapak ini, ya!
Happy reading, Men <3
***
Tidak semua yang ada di dunia ini, berpihak sama kita.
— Kita & Mesin Kopi
☕☕☕
Tak terasa satu minggu telah berlalu. Ujian kenaikan sudah selesai dilaksanakan. Ditto terbengong di kursi taman sekolahnya. Hari ini, ujian kenaikan sudah selesai dilaksanakan. Itu artinya, hari ini juga ia harus segera membayar uang semesteran.
Sejak di hari pertama ujian kenaikan berlangsung, kepala sekolah sudah menanyakan perihal pembayaran itu. Namun, Ditto kembali meminta jangka waktu perpanjangan yang mungkin tidak akan bisa ia dapat lagi setelah ini.
Gajinya masih diberikan dua minggu lagi. Itu sudah lewat dari batas pembayaran yang seharusnya selesai hari ini.
Lama pikirannya berlari dalam lamunan, seseorang menepuk bahunya. Membuat Ditto hampir saja terjungkal, kalau saja ia tidak pandai mengatur rasa kagetnya.
"Eh, sorry. Cuma mau bilang, lo dipanggil kepala sekolah." Siswa itu menyuruh Ditto untuk pergi ruang kepala sekolah.
Ditto mengangguk. Setelah mengatakan terima kasih, segera ia melenggang menuju ruang kepala sekolah.
"Gimana, nih? Uang gue masih kurang. Masa iya hutang? Tapi, 'kan ini sekolah." Ditto melantur tak jelas selama berjalan menuju ruangan.
Setelah hampir sepuluh menit ia berjalan, sampailah kakinya di depan pintu berlapis kaca yang sudah menyapanya. Diketuknya pintu itu, lalu ia buka perlahan.
Seorang pria paruh baya berpenampilan formal, menatapnya tajam dari kursi kebesarannya. Beliau menyuruh Ditto untuk duduk di sofa tunggal yang ada di dekat meja kerja kepala sekolah.
Kepala sekolah berjalan menghampiri Ditto. Beliau duduk di sofa yang ada di depan Ditto. Sedikit merapikan jas hitamnya, lalu berbicara.
"Bagaimana, Ditto?" tanya kepala sekolah, langsung pada intinya.
Ditto menunduk. "Maaf, Pak. Tapi, uang saya masih kurang. Kalau ditunggu sampai minggu depan atau dua minggu lagi, bagaimana?" Ia menatap kepala sekolah, takut-takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA & MESIN KOPI
Teen Fiction"Katanya ratu sekolah, tapi kok tinggal kelas? Sekolah mana? Tadika mesra?" Begitulah kalimat pada pertemuan pertama dari Ditto untuk Reanna. Reanna Sifabella, gadis dengan berbagai julukan. Mulai dari ratu bullying hingga ratu sekolah. Kecantikann...