8. SMA KALANDRA

121 36 175
                                    

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!

Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa

Udah belomm??

Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?

Pakai love “💛” di lapak ini, ya!

Happy reading, Men <3

***

Lebih baik miskin harta, daripada miskin moral.

— Kita & Mesin Kopi

☕☕☕

Derai air hujan berteriak dari luar sana. Gelegar petir seolah menggugah jantungnya. Langit yang hadir tanpa hiasan dari semesta, terlelap dalam gelap. Hitam kelam layaknya terlumuri tinta hitam.

Seorang gadis terduduk di tepi ranjang dengan tampang yang lusuh. Tangannya meremas kertas putih berisikan angka-angka.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi ayah dan mamanya belum juga pulang. Otaknya masih menyusun skenario untuk mengatakan tentang laporan belajarnya.

"Non, makan dulu." Bi Her datang membawakan sepiring nasi dengan sayur bayam dan ayam goreng, juga secangkir air putih untuk Reanna.

Membuka pintu yang tadinya tertutup rapat. Membuat Reanna mendongakkan kepala yang tertunduk dalam lipatan tangannya.

Bi Her berjalan mendekati Reanna. Meletakkan piring nasi dan air putihnya di atas meja kecil yang ada di samping ranjangnya.

Kaki yang tadi ditekuk ke atas, Reanna turunkan dari ranjangnya. Ia luruskan ke bawah.

"Non—"

"Ayah sama mama belum pulang?" sela Reanna dengan rasa takut yang terlukis di wajahnya.

Bi Her menggeleng. "Belum, Non. Mungkin sebentar lagi. Non Rere makan dulu aja, atuh," pinta Bi Her.

"Nanti aja. Nggak lapar," tolaknya.

Ia kembali pada posisi awalnya. Menekuk kakinya ke atas ranjang, melipat kedua tangannya, dan menelungkupkan wajahnya dalam lipatan tangan.

Bi Her menatap Reanna dengan iba. Tangannya terulur mengusap lembut kepala gadis bersurai kecokelatan itu.

"Ya udah, Non. Bibi ke dapur lagi, ya? Kalau lapar, jangan lupa dimakan. Kalau butuh apa-apa, panggil Bibi," pesan Bi Her.

KITA & MESIN KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang