11. PERKEMAHAN DUA MALAM

125 37 146
                                    

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!

Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa

Udah belomm??

Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?

Pakai love "💛" di lapak ini, ya!

Happy reading, Men <3

***

Bintang memang bersinar sendiri, tapi dia juga butuh bantuan dari bulan. Karena itu, di dunia ini tidak ada yang diciptakan untuk hidup sendiri.

Kita & Mesin Kopi

☕☕☕

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Reanna sarapan bersama ayah dan mamanya. Di satu meja makan yang sama. Sebagai keluarga.

Namun, mirisnya tidak ada satu pun kalimat yang keluar dari mulut mereka. Hanya ada suara denting alat makan yang menjadi alunan musik pagi itu.

Sebelum akhirnya, ayahnya berdeham singkat. "Re," panggilnya dengan nada yang dingin.

Reanna menoleh. Mengangkat kedua alisnya. "Jadi, kamu masih tetap di kelas sebelas?" tanya Halim to the point.

"Seperti yang Ayah dan Mama tahu," jawabnya dengan santai.

Reanna kembali fokus pada makanannya. Rupanya nasi goreng sosis kesukaannya itu lebih menarik daripada topik pembicaraan mereka.

"Re, Ayah dan Mama mendidik kamu agar jadi yang pertama. Ayah mengajari kamu supaya bisa selalu ada di posisi atas dan sempurna." Halim meletakkan sendoknya. Menatap Reanna dengan tajam.

Mei ikut meletakkan sendoknya di tepi piring. Menelan makanan terakhirnya, dan menatap putrinya dari samping. "Mama juga, 'kan selalu bilang sama kamu untuk jadi yang terbaik. Kenapa sekarang—"

"Aku juga cuma manusia biasa kali, bukan robot," sela Reanna yang masih melanjutkan sarapannya.

Halim menyorot gadis itu dengan murka. Urat-urat di wajahnya menegang. Menandakan jika amarahnya sebentar lagi akan meledak.

"Reanna!" tegur Halim.

Hampir saja Halim berdiri untuk menghampiri kursi makan Reanna, namun Mei menahannya. Istrinya itu mencekal lengannya hingga Halim kembali terduduk.

KITA & MESIN KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang