"Katanya ratu sekolah, tapi kok tinggal kelas? Sekolah mana? Tadika mesra?" Begitulah kalimat pada pertemuan pertama dari Ditto untuk Reanna.
Reanna Sifabella, gadis dengan berbagai julukan. Mulai dari ratu bullying hingga ratu sekolah. Kecantikann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai!
Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!
Lagu di mulmed jangan lupa diputar!
Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa 😍
Udah belomm??
Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?
Pakai love "💛" di lapak ini, ya!
Happy reading, Men <3
***
Jika ingin ada kemajuan, ingat rumus fisika yang satu ini. S sama dengan W dibagi F, yang artinya perbanyak usaha bukan gaya.
— Kita & Mesin Kopi
☕☕☕
Setelah kejadian di kantin, Ditto bersikap sangat dingin kepada Reanna.
Ditto membantu Sasi dengan mengajaknya ke UKS. Takut-takut jika ada luka atau apa pada tubuh Sasi.
"Kak, nggak usah deh. Aku nggak apa-apa, kok," kata Sasi.
Ditto mendengus. Mereka sudah hampir sampai di UKS, tapi adik kelasnya ini baru menolaknya.
"Nanggung udah sampai," ujar Ditto.
Sasi hanya bisa diam berjalan di sebelah Ditto. Setelah sampai di UKS, Ditto mencari kotak obat P3K, lalu diberikan kepada Sasi.
"Cari yang lo butuh," suruhnya.
Sasi menerima kotak itu ragu-ragu. "Bisa obatin sendiri, 'kan?" tanya Ditto.
Gadis berambut kepang dua itu hanya bisa tersenyum kikuk. "Bisa, Kak. Makasih."
Ditto mengangguk. "Gue ke kelas dulu. Nggak enak di dalam cuma berdua," pamitnya.
Ia melenggang keluar, namun saat menginjakkan kaki pada ambang pintu, Sasi memanggilnya.
"Sekali lagi terima kasih, Kak."
Ditto hanya menoleh sekilas, lalu kembali melanjutkan langkahnya. Sementara di tempatnya, Sasi masih berdiri dan menatap punggung kokoh Ditto yang sudah menjauh.