22. FILO(KOPI)SOFI

80 29 264
                                    

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!

Lagu di mulmed jangan lupa diputar!

Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa 😍

Udah belomm??

Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?

Pakai love “💛” di lapak ini, ya!

Happy reading, Men <3

***

Masing-masing rasa kopi itu ada kepribadiannya. Sama kayak orang. Karakter orang juga bisa dilihat dari minumannya. Kopi apa yang dia minum, itulah dia.

Kita & Mesin Kopi

☕☕☕

"Barat, kok, belum datang? Biasanya dia kalau datang, pagi." Karmelia celingukan mencari keberadaan Barat.

Reanna mengedikkan bahunya. "Tahu, deh? Ada problem kali."

Mereka tengah duduk di salah satu kursi taman. Kursi dari semen yang terletak di tepi halaman sekolah itu, menjadi tempat favorit mereka.

"Eh, iya! Papanya pulang, 'kan?" tanya Stefani.

Alfarez mengangguk. "Papanya pulang kemarin malam. Ini kali pertama bokapnya pulang, setelah tiga bulan nggak pulang."

"Jangan-jangan Barat nggak masuk—" Belum juga selesai berbicara, ucapan Karmelia sudah lebih dulu dipotong.

"Gue masuk, kok," sambar seseorang yang datang dari belakang mereka.

Sontak mereka menoleh pada sumber suara. Barat sudah berdiri di sana. Dengan seragam yang rapi— dan wajah yang terlihat baik-baik saja.

Barat menggelengkan kepalanya, lalu merangkul Ditto. "Ditto doang emang yang mulutnya anteng," katanya.

"Bokap lo pulang, Bar?" tanya Alfarez.

Barat mengangguk. "Kemarin malam."

"Lo— lo nggak apa-apa?" tanya Karmelia ragu-ragu.

Barat terkekeh. "Ya, nggak apa-apa lah! Emang gue kenapa?"

Melihat air muka Barat, membuat Ditto sedikit mengerti. Teman-temannya yang terlihat sempurna— nyatanya mereka tidaklah baik-baik saja.

KITA & MESIN KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang