"Katanya ratu sekolah, tapi kok tinggal kelas? Sekolah mana? Tadika mesra?" Begitulah kalimat pada pertemuan pertama dari Ditto untuk Reanna.
Reanna Sifabella, gadis dengan berbagai julukan. Mulai dari ratu bullying hingga ratu sekolah. Kecantikann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai!
Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!
Lagu di mulmed jangan lupa diputar!
Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa 😍
Udah belomm??
Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?
Pakai love “💛” di lapak ini, ya!
Happy reading, Men <3
***
Kita tidak bisa memaksakan apa yang bukan ditakdirkan untuk kita, kita tidak bisa menuntut dunia harus selalu menuruti keinginan kita. Dunia tidak hanya berputar pada kita saja.
— Kita & Mesin Kopi
☕☕☕
Satu hari bersama Faraditto Arialana.
Tampaknya bukan hal yang buruk juga. Ya, meskipun harus terpapar panas matahari selama beberapa jam. Meskipun harus duduk di atas motor jelek Ditto, tapi demi nilainya Reanna akan melakukannya.
"Gue mau tanya," lontar Ditto.
Keduanya masih duduk di dalam kafe. "Wait, gue haus. Bikinin kopi dulu, baru tanya." Reanna mengangkat tangannya di depan wajah Ditto, agar laki-laki itu diam.
Ditto menghela napas. "Siap, Nona!"
Laki-laki itu bangkit dari duduknya, hendak mengganti pakaian dan meracik kopi untuk Reanna.
"Miskin! Lo panggil gue apa tadi?" sela Reanna.
Ditto kembali menoleh pada gadis berseragam SMA itu. "Nona," jawabnya.
Reanna mengerutkan dahinya. "Setiap pelanggan perempuan di kafe ini, dipanggil dengan sebutan Nona," terang Ditto.
"Tapi gue bukan pelanggan lo," sangkal Reanna.
"Lo udah datang ke sini, pesen kopi, dan duduk di situ. Artinya lo pelanggan kafe ini, pelanggan gue." Ditto tersenyum tipis.
Reanna merotasikan matanya malas, lalu kembali menghadap ke jendela. Membuat Ditto terkekeh di sana.
Ditto melanjutkan niatnya untuk berganti baju, lalu meracik kopi untuk Reanna.