48. KEDUA KALINYA

72 24 133
                                    

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!

Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa 😍

Udah belomm??

Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?

Pakai love "💛" di lapak ini, ya!

Happy reading, Men <3

***

Walau kecil, luka lama itu bekas dan peristiwanya tak mudah dilupa.

Kita & Mesin Kopi

☕☕☕

"Saya nggak pernah suruh kamu untuk cari saya."

"Kamu hanya bagian dari masa lalu saya, Anak muda."

"Tapi saya tidak mau berkawan dengan masa lalu itu. Jadi lebih baik, kamu pergi dari sini. Jangan pernah datang ke sini lagi!"

Ditto berdiam seorang diri di kamar mendiang ibunya. Membuka album lama yang berisi foto-foto mereka bersama sang ayah.

Ditto pikir, pertemuan setelah belasan tahun itu akan berakhir menyenangkan, tapi nyatanya tidak.

Ayahnya bahkan tidak mau mengakuinya sebagai anak, dan tak ingin menemuinya lagi.

Hampir tujuh belas tahun tanpa bertemu, mampu mengubah hubungan dan kepribadian seseorang.

Sebuah buku gambar berukuran A3 dan pensil 2B serta penghapus sengaja ia bawa. Ia ingin melukis satu foto mereka yang terlihat sangat bahagia.

Ada dirinya waktu bayi, ayahnya yang menggendongnya, dan ibunya yang berdiri di sebelah ayahnya. Ketiganya tersenyum ke arah kamera.

Kata Citra, itu foto yang diambil saat usianya satu bulan. Foto pertama mereka sebagai keluarga yang lengkap.

Ayah, ibu, dan anak.

Sudut bibirnya terangkat tipis. Ada sedikit genangan bening yang berkumpul di pelupuk matanya. Membuat pandangannya mengabur.

Andai waktu bisa diputar, Ditto pasti akan cegah ayah pergi saat itu.

***

"Gue ada tebakan, nih!" celetuk Alfarez seraya menggebrak meja perpustakaan yang mereka tempati.

"Dilarang berisik," peringat Barat.

KITA & MESIN KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang