Hai!
Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!
Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa
Udah belomm??
Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?
Pakai love “💛” di lapak ini, ya!
Happy reading, Men <3
***
Kamu tidak akan tahu kalau belum mengalaminya. Alami dulu baru berbicara.
— Kita & Mesin Kopi
☕☕☕
Brak!
"Rana Merbabu! Keluar!"
Bantingan pintu yang diselingi teriakan dari Karmelia, menghebohkan seisi kelas 11 IPA 1.
Stefani masuk terlebih dulu untuk mencari si pemilik nama yang dipanggil oleh Karmelia.
"Rana Merbabu," sebut Stefani seraya berjalan memasuki area kelas.
Tangan nakal Karmelia beralih menggebrak meja tak bersalah yang ada di dekat pintu kelas.
Brak!
"Oke! Semua keluar," suruhnya. Ia menatap tajam beberapa murid yang masih berdiri di sana.
"Semua keluar!" teriaknya sekali lagi. Membuat mereka yang tersisa di sana, segera berlarian keluar.
"Kecuali, Rana. Rana Merbabu. Yang merasa punya nama, tetap diam di sini atau keluar dari Kalandra!" Karmelia memicingkan matanya saat tersisa satu siswi dengan tas selempang berwarna putih— yang tampak mahal, berdiri ketakutan di salah satu meja.
Langkahnya dengan pasti mendekati siswi itu. Siswi berambut sebahu yang ia yakini sebagai Rana Merbabu— orang yang mereka cari.
"Sisa satu di sini," katanya dengan nada yang sedikit licik.
Karmelia dan Stefani berdiri di sebelah kanan dan kiri siswi itu. Stefani membaca badge nama yang tertempel pada bagian dada sebelah kirinya.
"Rana Merbabu," bacanya.
Matanya beralih menatap wajah gadis di hadapannya itu. Begitu juga Karmelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA & MESIN KOPI
Fiksi Remaja"Katanya ratu sekolah, tapi kok tinggal kelas? Sekolah mana? Tadika mesra?" Begitulah kalimat pada pertemuan pertama dari Ditto untuk Reanna. Reanna Sifabella, gadis dengan berbagai julukan. Mulai dari ratu bullying hingga ratu sekolah. Kecantikann...