Hai!
Selamat datang di lapak Ditto & Reanna!
Jangan lupa pencet tombol bintang dulu, sebelum bacaaa
Udah belomm??
Udah siap untuk ramaikan komen di setiap paragrafnyaa?
Pakai love "💛" di lapak ini, ya!
Happy reading, Men <3
***
Setiap yang terjadi di kehidupan kita itu sudah ada porsinya masing-masing.
— Kita & Mesin Kopi
☕☕☕
Lampu temaram yang menerangi teras rumahnya, membuat Ditto larut dalam suasana malam.
Duduk di atas kursi kayu sederhana yang menjadi tempat favoritnya ketika merenung atau melamun, sudah menjadi kebiasaannya.
Citra datang dari dalam. Membawa secangkir teh hangat, lalu duduk di kursi yang berada di sebelah Ditto.
Citra meletakkan teh nya di meja kecil yang menjadi pembatas antara dia dan Ditto.
"Ibu ngapain keluar? Udah malam, masuk aja. Dingin," nasihat Ditto.
Citra mengulum senyum. "Ibu tadi pengin teh hangat, jadinya bikin teh dulu."
"Kenapa nggak bilang Ditto? Kan bisa Ditto bikinin, Bu," omel Ditto dengan lembut. "Ibu nggak boleh capek-capek."
"Cuma bikin teh, Ditto. Bukan lari-lari, nggak capek." Citra tertawa pelan.
Citra menggeleng. Anaknya ini memang sangat posesif dengannya. Bahkan hanya untuk masalah sekecil ini. Tak bisa ia bayangkan, jika nanti Ditto memiliki kekasih. Apakah sikapnya akan tetap sama seperti ini?
"Oh, iya. Gimana soal program beasiswa itu?" tanya Citra seraya menyesap teh hangatnya.
"Alhamdulillah, Bu. Ditto udah diterima di sana. Ditto udah jadi siswa di SMA Kalandra, Bu," terangnya.
"Alhamdulillah, sayang. Allah itu maha baik. Dia membuat kamu susah dulu, baru digantikan dengan yang lebih baik."
Ditto mengangguk. "Iya, Bu. Alhamdulillah."
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA & MESIN KOPI
Teen Fiction"Katanya ratu sekolah, tapi kok tinggal kelas? Sekolah mana? Tadika mesra?" Begitulah kalimat pada pertemuan pertama dari Ditto untuk Reanna. Reanna Sifabella, gadis dengan berbagai julukan. Mulai dari ratu bullying hingga ratu sekolah. Kecantikann...