-
-
-
-
-
-
-
-Lirihan sarat kesakitan terdengar begitu memasuki ruangan gelap dan lembab itu.
Tempat ini adalah tempat dimana para pria Narendra menyiksa tahanan nya. Ruangan bawah tanah yang terletak begitu jauh dari perkotaan, berada di tengah hutan belantara milik properti keluarga Narendra.
Ini adalah sisi kelam keluarga itu. Jika di media selalu menganggungkan kesuksesan Narendra, maka, mereka tidak mengetahui bagaimana sadis nya sisi gelap Narendra yang dirahasia kan selama ini.
Membunuh adalah hal yang sangat biasa bagi mereka. Menyiksa adalah makanan sehari-hari.
Maka, jangan sekalipun mencari masalah dengan keluarga itu. Kau tidak akan selamat.
Sama hal nya yang terjadi pada wanita yang kini tergeletak pasrah dengan rantai yang membelenggu kedua kaki dan tangan nya.
Seluruh jari tangan nya sudah tiada, terlihat tulang jari yang menonjol keputihan. Jangan tanyakan keadaan tubuh nya yang lain, semua nya tidak luput dari aliran darah yang keluar dari tubuh nya.
Dia Lena, wanita yang menyamar sebagai pengasuh bayi bungsu Narendra dan sekaligus menjadi dalang kecelakaan lima tahun lalu.
Sudah seminggu ia merasakan bagaimana sadis nya iblis yang merasuki Darren. Tidak ada lagi kesombongan yang keluar dari mulut nya, hanya terdengar lirihan kesakitan yang meminta kematian nya sendiri.
"Bunuh saja aku,"
Sudah terhitung ratusan kali kalimat itu terucap, dan ratusan kali juga Lena tidak akan bosan untuk mengatakannya lagi dan lagi.
Lena hanya ingin kematian nya. Ia sudah tidak sanggup. Tubuh nya tidak bisa lagi menerima siksaan kejam dari Darren serta ketiga anak nya. Ia ingin merasakan kematian seperti Haris yang sudah mati dua hari yang lalu.
Namun, Darren tidak membiarkan nya untuk mendapatkan kematian nya sendiri. Setiap kali ia merasakan bahwa kematian sudah melingkupinya, maka Darren akan melalukan seribu satu cara untuk mencegah nya.
Darren akan menempatkannya di pintu kematian, lalu kembali menyelamatkan nya. Hal itu terjadi berulang-ulang. Membuat nya tersiksa jiwa dan raga.
"Sudah aku bilang, jika kau menemui iblis yang ada di dalam tubuh ku, maka kau akan menyesal," Darren lalu bangkit melempar cambukannya seraya membersihkan kemeja dari debu tak kasat mata.
"Jadi, nikmatilah selagi aku masih memberikan mu kesempatan bernafas," Dengan kalimat itu, Darren pergi meninggalkan Lena yang memanggil lirih diri nya untuk meminta kematiannya sendiri.
Hari sudah larut ketika Darren sampai di rumah sakit miliknya. Jarak antara markas dan kota cukup jauh, memakan waktu sekitar dua jam lama nya.
Kaki nya berderap tegas memasuki pelataran rumah sakit yang sudah sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arnuka's Life
Teen FictionUsia nya memang baru menginjak tahun ke lima, namun, siapa sangka bahwa ia sudah harus mencicipi bagaimana kehidupan yang keras. Tubuh ringkih nya yang penuh dengan lebam serta bekas cambukan. Padahal, hanya tubuh ini yang ia miliki untuk tempat ber...