yg kgn si bocil syapa ni
-
-
-
-
-
-
-Nuka tak henti menanyakan remaja lelaki yang ia tinggalkan di rumah sakit. Selama setengah jam keduanya menginjakkan kaki di perusahaan, Darren dihadapi dengan berbagai pertanyaan dari Nuka.
Entah bertanya, sakit apa yang ia derita, vitamin mana yang akan diberikan nanti, ataupun kapan akan kembali menjenguknya. Darren menjawabnya sebisa mungkin, sudah beberapa kali mengalihkan pembicaraan, namun hanya bertahan sebentar karena Nuka akan kembali menanyakan remaja laki laki itu.
"Ayah, nanti jenguk abangnya bawa makanan yang banyaaak ya.."
Celah bibir Darren membentuk garis lurus, lalu mengangguk kecil. Kali ini, ia mengiyakan permintaan si bungsu.
"Adek ingin ikut ayah ke ruang rapat, atau mau tunggu disini?"
"Luang lapat?" Nuka menggaruk pipinya yang merah, lalu menoleh kembali ke arah potongan puzzelnya yang masih berserakan "Adek disini aja, puzzle adek belum selesai."
Darren mengangguk mengerti, mendekat ke arah Nuka yang duduk anteng di atas karpet, lalu mengecup seluruh permukaan wajahnya tanpa terlewat
"Jangan nakal, kalau ada apa-apa langsung bilang Adnan. Kalau bosan, adek minta antar Adnan ke ruang rapat, mengerti?" Nuka mengangguk riang, mengacuhkan ayahnya yang kembali mengecup pipi tembam kemerahan itu
"Benar adek gak mau ikut ayah?" Darren mendekap erat tubuh kesayangannya, menunggu Nuka untuk merubah pikirannya. Enggan sebenarnya meninggalkan Nuka meskipun hanya sebentar
"Benel ayah." Nuka dengan susah payah mengambil puzzle dengan tangannya yang masih tertahan didalam dekapan Darren
"Yasudah." Darren kembali mengecup pipi gembil itu untuk yang terakhir sebelum ia bangkit dari duduknya "Ayah tinggal dulu, jangan nakal."
Nuka menggangguk, tangannya terangkat untuk memberikan lambaian kala melihat Darren berjalan keluar dan hilang dibalik pintu
"Sudah kau cari tau tentang remaja tadi?"
Adnan mengangguk, langkahnya dengan sigap mengikuti Darren yang berjalan di depannya "Sudah tuan."
"Jelaskan secara singkat."
"Namanya hanya Kavian. Ia terdaftar sebagai salah satu anak yang menghuni rumah panti asuhan sejak tiga bulan yang lalu," Darren menghentikkan langkahnya sejenak, heran
KAMU SEDANG MEMBACA
Arnuka's Life
Teen FictionUsia nya memang baru menginjak tahun ke lima, namun, siapa sangka bahwa ia sudah harus mencicipi bagaimana kehidupan yang keras. Tubuh ringkih nya yang penuh dengan lebam serta bekas cambukan. Padahal, hanya tubuh ini yang ia miliki untuk tempat ber...