Hi, selamat membaca.
-
-
-
-
-
-Pada akhirnya, mereka memilih untuk makan siang di mansion Narendra.
Kenzo menggerutu sambil berjalan di belakang keluarga nya. Ia memang menyukai adik nya yang polos, namun, polos nya si adik terkadang menjadi bumerang untuk diri nya sendiri.
Selama di perjalanan, ia dihujami tatapan tajam milik ayah serta abang-abang nya. Tentu saja Kenzo terpojokan. Alih-alih menatap balik keluarga nya,ia memilih untuk pura pura tidur di sisa perjalanannya.
Saat ini, mereka sudah sampai di pelataran kediaman Narendra. Nuka yang masih berada di dekapan Darren, berceloteh riang sambil sesekali tertawa nyaring.
Sekitar lima meter jarak antara Kenzo dengan keluarganya. Kenzo sengaja memperlambat langkah nya, ia memang berniat untuk menyelinap kabur ke kamar milik nya sebelum para keluarga menyadari nya.
"Aku rindu latihan tinju bersama adik ku ini," Kenzo tersentak. Cukup terkejut mendengar bisikan dari arah samping. "Temui aku di ruang latihan malam nanti,"
Dengan kepala yang menoleh patah-patah, ia melihat Gara sedang menatap diri nya dengan senyum miring terukir di bibir nya. Semua keluarga nya sudah masuk ke dalam, meninggalkan Kenzo dengan seseorang yang sangat ia hindari saat ini.
"Jangan berniat kabur, atau latihan mu akan semakin lama," Dengan ucapan penuh ancaman itu, Gara berjalan mendahului Kenzo dan menghilang di pintu utama, meninggalkan air muka Kenzo yang berubah pucat pasi.
Hal yang paling di hindari Kenzo di dunia ini ada dua.
Yang pertama adalah eksistensi Gara, dan yang kedua adalah latihan tinju bersama Gara.
°°°
"Ini lumah ayah?," Kepala nya mendongak, memperhatikan sekeliling sudut mansion dengan antusias.
"Iya, dan rumah Nuka," Satu tangan nya menarik kursi makan, lalu duduk dan menempatkan Nuka di pangkuannya.
"Ini lumah Nuka juga?,"
Darren mengangguk dan mengecup kening sempit itu "Iya ini juga rumah Nuka,"
"Sangat besal! Seperti mall yang Nuka datangi waktu itu!," Darren tersenyum teduh, anak bungsu nya ini tidak tau saja bahwa mall yang dikunjungi nya saat itu adalah milik Narendra juga.
Arbani, Jevran dan Allicia mengambil duduk tepat di samping kanan dan kiri nya. Nuka menyerngit, bingung saat tidak menemukan keberadaan kedua abang nya yang lain.
"Bang Gala dan bang Ken mana?,"
"Hm? Kangen sama abang?," Gara muncul dari arah belakang, mengecup pipi gembil Nuka sebelum duduk di kursi nya. Diikuti Kenzo di belakang nya yang juga mengecup pipi gembil itu.
Nuka tidak menjawab, ia hanya menyengir menunjukan barisan gigi susu nya.
"Adek ingin makan apa? Biar mama ambilkan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arnuka's Life
Teen FictionUsia nya memang baru menginjak tahun ke lima, namun, siapa sangka bahwa ia sudah harus mencicipi bagaimana kehidupan yang keras. Tubuh ringkih nya yang penuh dengan lebam serta bekas cambukan. Padahal, hanya tubuh ini yang ia miliki untuk tempat ber...