°²²° d ú ã p ū l u h d ü å

52.9K 4.8K 300
                                    

-
-
-
-
-
-

"Babi slek tu-tu-tu-tu-tu-tu
babi slek tu-tu-tu-tu-tu-tu
babi slek tu-tu-tu-tu-tu-tu babi slek"

Kepala nya bergoyang ke kiri dan kanan, rambut yang dikuncir Apple hair bergerak menggemaskan.

"Kakak, duduk sama adek sini," Nuka mendongak, menoleh ke arah pelayan muda yang sedari tadi setia berdiri di belakang nya "Emang nya gak capek dili telus?"

Alsa tersenyum lembut, gurat keibuan begitu jelas kala mendengar polos nya ucapan sang tuan muda "Panggil saya bibi, tuan muda," jeda nya "Dan saya tidak lelah,"

"Nama adek bukan tuan muda, nama adek itu adek," Nuka menggaruk pipi nya sebentar saat sadar sesuatu "Eh salah,"

"Nama adek itu Nuka, tapi adek seling dipanggil adek," Nuka menyengir lucu, mata nya ikut tersenyum membentuk lekukan bulan sabit. Menggemaskan.

Alsa terkekeh geli, jika saja yang dihadapannya bukan lah sang majikan, ia akan dengan senang hati menggendong nya lalu membawa Nuka pulang.

"Sebutan itu memang harus digunakan untuk memanggil bagi pelayan seperti saya, tuan muda"

"Adek gak kenal tuan muda, kenapa adek seling dipanggil tuan muda," Memang, ini bukan lah hanya sekali Nuka protes tentang panggilan nya. Sejak ia datang ke mansion ini, ia selalu sibuk menjelaskan nama nya setiap dipanggil tuan muda oleh para pelayan maupun penjaga

"Para pelayan memang harus memanggil  tuan nya dengan panggilan seperti itu," Alsa segera mengalihkan pembicaraan "Tuan muda ingin susu dan kue kering?"

"Hmm," Kepala nya miring sedikit, berfikir sejenak "Adek mau susu coklat aja,"

Alsa mengangguk mengerti "Baik, akan saya bawakan susu coklat hangat untuk tuan muda,"

Nuka tersenyum riang, "Telimakasih kakak,"

Alsa menggeleng gemas mendengar sang tuan kecil yang masih saja memanggil nya dengan sebutan kakak

Mansion terasa sepi, semua nya pergi meninggalkan mansion pagi tadi. Allicia pun dengan sangat tidak rela meninggalkan Nuka karena mendapat telefon dari butik nya karena sesuatu yang mendesak

Penjagaan di mansion makin hari semakin ketat. Beberapa penjaga ditambahkan di area luar mansion, serta area dalam mansion

"Selesai," Nuka dengan bangga melihat hasil puzzle yang berhasil disusun nya. "Main apa lagi ya?"

Nuka menatap sekitar, ruang keluarga itu hanya diisi oleh Nuka, dan beberapa penjaga yang berjaga di sudut ruangan
Nuka bangkit berdiri lalu berjalan menuju salah satu sudut ruangan, menghampiri penjaga yang kini menatap bingung sang tuan muda

"Ada yang tuan muda butuhkan?"

"Adek bukan tuan muda, bang!" Nuka menampilkan wajah mengkerut marah nya, tentu saja di mata nya malah terlihat menggemaskan

Raut nya kembali ceria saat mengingat niat awal nya "Oh iya, adek mau main di taman, boleh?"

Adnan berfikir sejenak, hari belum terlalu terik jika tuan kecil nya bermain di luar. Ia rasa, tidak menjadi masalah jika bermain sebentar agar tuan kecil nya tidak kebosanan

"Baiklah tuan muda, anda bole-"

"Panggil adek, adek!"

Adnan dengan sabar melanjutkan ucapannya "Baik, adek boleh bermain di taman,"

"Yaiy! yipppi," Nuka melompat kesenangan "Ayuk bang, kita main lali lali,"

Nuka menarik telunjuk Adnan dengan tidak sabaran, kaki kecil nya sesekali melompat riang kala netra nya menangkap taman beberapa meter di depannya. Melupakan permintaan susu coklat nya beberapa menit yang lalu

Arnuka's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang