Hi! Sebelum membaca,
Aku mau tanya, untuk chapter kedepan kalian lebih suka konflik yang complicated banget apa biasa aja?
Atau gausah ada konflik? xd
Komen ya<3
-
-
-
-
-
-Keputusan Arbani dan Kenzo untuk mengikuti Gara memang sangat tepat. Keduanya tidak bisa membayangkan jika mereka tidak menyusul Gara dan Nuka.
Bayangkan saja, saat mereka baru sampai pintu dapur, kedua nya melihat Gara tengah menuangkan bubuk susu bahkan melebihi setengah botol.
Jika segera tidak dihentikan Arbani, maka kedua nya yakin abang nya itu akan memenuhi satu botol penuh hanya dengan bubuk susu tanpa air.
Keraguan Darren terhadap si sulung terbukti benar.
Sementara si mungil duduk anteng di atas keramik meja pantry, kaki nya bergoyang seraya menatap polos tidak mengerti ketiga abang nya yang sedang berseteru.
Pada akhirnya, Gara diminta untuk menyingkir oleh Arbani. Ia tidak bisa mempercayakan hal seperti ini kepada tangan yang biasa membunuh, Arbani sangat sanksi akan hal itu.
Meskipun Arbani juga tidak pernah melakukan hal seperti ini, tapi ia cukup waras untuk mengetahui takaran bubuk susu.
Kedua nya memilih mendekati si bungsu yang masih duduk rapih di atas meja, mencoba untuk melihat bagaimana Arbani akan membuat nya.
Kenzo, Gara dan Nuka menatap bingung Arbani yang malah sibuk dengan ponsel setelah menuang kembali bubuk susu menjadi lebih sedikit, cukup heran kenapa lelaki itu tidak segera menyeduh susu nya.
"Lah? Abang kenapa malah main ponsel?," Kenzo bertanya memecahkan keheningan, Gara dan Nuka juga sama penasarannya.
"Cari tutorial di internet," sahut Arbani pelan, masih sibuk berkutat dengan ponsel.
Kenzo yang mendengar itu sontak mengusak surai nya keras hingga berantakan, ia lupa bahwa Arbani itu sebelas dua belas dengan Gara.
Menoleh ke arah samping, Kenzo menatap sedih Nuka yang diam di samping nya "Adek," Nuka menoleh, memiringkan kepala nya tidak mengerti kala merasakan usapan pelan di kepala nya.
"Yang sabar ya kamu dapat abang kaya mereka," suara Kenzo terdengar prihatin yang begitu mendalam.
Mengabaikan Gara yang menatap tajam di hadapannya, Kenzo menghampiri Arbani yang masih sibuk berkutat dengan ponsel, menggeleng pelan melihat kelakuan aneh abang nya itu.
"Minggir deh bang, biar aku yang buat," Kenzo mendorong pelan Arbani untuk menyingkir dari sana.
"Abang bisa," Arbani masih mempertahankan tempat nya, ia sudah menemukan artikel tutorial membuat susu bubuk.
"Kenzo bisa tanpa liat internet," Kenzo memberikan senyum lurus nya, berharap bahwa abang nya cepat cepat menyingkir dari sana.
Arbani masih kekeh mempertahakan tempat nya, jadi, Kenzo memilih untuk bergeser seraya mengambil botol susu di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arnuka's Life
Novela JuvenilUsia nya memang baru menginjak tahun ke lima, namun, siapa sangka bahwa ia sudah harus mencicipi bagaimana kehidupan yang keras. Tubuh ringkih nya yang penuh dengan lebam serta bekas cambukan. Padahal, hanya tubuh ini yang ia miliki untuk tempat ber...