°¹⁶° é n à m b è l â s

78.5K 6.5K 343
                                    

Adakah yang rindu Nuka?-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adakah yang rindu Nuka?
-

-
-
-
-
-
-
-

Pagi hari kediaman Narendra dihebohkan dengan tawa riang milik si bungsu yang asyik dengan kegiatannya saat ini.

Ketiga putra Darren datang saat mendengar suara tawa Nuka yang bahkan terdengar sampai luar kamar. Saat sampai, mereka mendapati si bungsu yang berendam di bathtub dengan busa sabun memenuhi tubuh serta rambut nya.

Sekeliling nya dipenuhi bebek karet kuning berbeda ukuran. Entah apa yang ada dipikiran Darren saat membeli lima lusin bebek karet untuk si bungsu.

"Abang, liat adek lagi belenang sama bebek bebek!," Semua menahan senyum gemas saat melihat Nuka yang berbicara begitu antusias, ditambah dengan busa yang kini memenuhi hampir seluruh wajah nya, persis seperti Santa Claus, namun versi bayi.

"Adek punya banyak banget bebek," Kenzo dalam posisi berjongkok, menumpukkan kedua tangan nya di pinggiran bathtub, menonton si bungsu yang kini tersenyum lebar.

"Huum! Adek dibelikan banyak bebek sama ayah," Nuka mengambil satu bebek berukuran besar yang mengambang di samping nya "Ilon bilang mau belenang sama abang. Jadi Ilon buat abang aja,"

Meskipun dengan dahi menyerngit bingung, Kenzo menerima bebek karet itu "Ilon siapa dek?,"

"Iloooon abang, bukan Ilon," Nuka menggeleng dengan raut wajah yang serius.

"Iya, Ilon kan?,"

"Ish! Bukan abang. Ilon tu yang kelual lampu di sini," Nuka menunjuk telapak tangan milik nya.

Dengan otak jenius milik nya, Kenzo mendapat jawaban dengan cepat. "Ah! Iron man?,"

Nuka menggangguk kencang seraya tersenyum lebar, akhirnya abang nya tau maksud perkataannya. Tontonan nya bersama Darren kemarin begitu membekas di ingatan nya, mulai dari marvel series yang dipenuhi dengan berbagai pahlawan super yang masing masing karakter memiliki kekuatan yang berbeda sampai kartun kartun lain nya.

"Untuk abang mana?," Arbani menyahut dari sisi bathtub yang lain.

"Emm sebental ya abang," dengan raut wajah yang sangat serius, Nuka kembali menatap kumpulan bebek karet yang mengambang di hadapannya.  Kepala nya seakan akan dipenuhi dengan pemikiran yang berat.

Setelah berpikir untuk beberapa saat, tangan mungil nya mengambil dua bebek berukuran kecil di samping nya. "Ni buat abang,"

"Kok abang cuma satu dek?," Kenzo protes, ia merasa tidak diperlakukan adil.

"Dola sama Mail lagi sakit. Bang Bani kan doktel, jadi bisa sembuhin temen temen adek,"

Arnuka's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang