Usia nya memang baru menginjak tahun ke lima, namun, siapa sangka bahwa ia sudah harus mencicipi bagaimana kehidupan yang keras.
Tubuh ringkih nya yang penuh dengan lebam serta bekas cambukan. Padahal, hanya tubuh ini yang ia miliki untuk tempat ber...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
up ah, takut ada yg nyntek lg.
- - - - - -
"Adek ingin begini, adek ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak syekali.."
"Semua semua dapat dikabulkan, dapat dikabulkan dengan minta sama ayah." Nyanyian itu diakhiri dengan cekikikan kecil dari si mungil
Tubuh telungkupnya ia gulingkan hingga menjadi telentang, menatap langit-langit kamar abang sulungnya sambil mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi.
Tadi, Nuka baru saja kembali dari kamar tamu, setelah berhasil menyelinap masuk dan mencoba jahil dengan menakuti Semesta yang saat itu tengah membersihkan diri di kamar mandi.
"Hihihi, abang Ata~~"
"Adek ni hontuuuu~ hihiii." dengan tubuh yang terbalut selimutnya, ia berdiri dibalik pintu kamar mandi, mencoba menakuti Semesta yang saat ini di dalam sana menahan kekehan
"Suara siapa itu??" Semesta mengeraskan suaranya, mencoba untuk terdengar ketakutan
"Hihihi~ Abang nda usah takut, hontunya baik.." Nuka membekap mulutnya sendiri, ia semakin merapatkan tubuhnya pada pintu kamar mandi
"Apa mau kamu, Hantu kecil??"
"Ade- Hontu gak ganggu Abang kalau bang Ata kasih candy candy yang banyak"
Semesta menggeleng kecil, tubuhnya kini sudah memakai bathrobe "Hantu sukanya sesajen, nanti Abang kasih sesajen aja."
"Sesajen tu apa?" Nuka bergumam kecil "Adek gak suka sesajen" lanjutnya masih dengan suara yang berbisik
"Sesajen ada candynya gak bang?" Semesta yang tengah mengusak surai rambutnya dengan handuk terkekeh kecil, untung saja ia membawa setelan pakaiannya ke dalam kamar mandi, jadi tidak usah mengganggu drama yang sedang Nuka lakoni.
"Ada kalau hantunya baik dan tidak nakal."
Nuka terkekeh senang, kebetulan ia anak baik dan tidak nakal -kata mamahnya "Hehehe okie, yang banyak yah bang sesajen candynya"
Semesta mengenakan pakaiannya dengan cepat "Hantu akan dapat Sandy banyak kalau Nuka mau cium Abang banyak-banyak"
"Eh sandy?"
"Sesajen candy," Semesta menjelaskan "Abang sedih dari awal ketemu, Abang gak pernah dicium adek."
"Kalau adek cium banyak-banyak, nanti dapet Sandy banyak??" Semesta menyeringai bak orang gila "Tentu saja"
Nuka diam sejenak, lalu mengangguk kecil "Okie.."
Jika ia mencium Abangnya yang lain, maka Sandynya akan berkali - kali lipat bukan??
Nuka tersenyum lebar, lalu berjalan cepat keluar kamar dengan selimut yang masih menutupi setengah badannya
"Abang, adek hantu sampel abang abang adek dulu ya. Nanti abang Ata, adek cium banyak - banyak" Nuka sedikit menaikkan suaranya, meninggalkan Semesta yang tertawa geli mendengarnya.
