Chapter kali ini agak panjang, semoga gak bosen.
Selamat Membaca.
-
-
-
-
-
-Nuka terbangun saat merasakan kantung kemih nya penuh. Merenung sejenak untuk mengumpulkan nyawa, ia baru tersadar bahwa sang ayah sudah tidak ada di samping nya.
Tadi, saat Kenzo membawa Nuka menuju kamar milik nya, ia dihadang Darren yang sudah memasang wajah galak. Lalu, tanpa aba aba ia merebut Nuka secara paksa dan membawa nya pergi begitu saja. Kenzo tidak mampu melawan, ayah nya itu seperti preman yang sedang memalak.
Lalu pada akhirnya, si bungsu terlelap dalam dekapan Darren di kamar milik nya.
Nuka melepaskan dot susu dari celah bibir nya saat sadar bahwa sudah tidak lagi terisi susu. Lalu, bergeser ke arah pinggir ranjang, kaki pendek nya menjuntai mecoba turun dari ranjang king size yang tinggi nya melebihi tinggi Nuka. Dengan tangan mencengkram erat selimut, kedua kaki nya berhasil menapaki lantai di bawah nya.
Nuka tidak tau ingin buang air kecil dimana, jadi, ia memutuskan untuk keluar kamar mencari keluarganya.
Knop pintu yang cukup tinggi cukup menyulitkan Nuka yang memang bertubuh mungil. Meskipun usaha nya gagal beberapa kali, namun pada percobaan terakhir akhirnya pintu berhasil terbuka dengan Nuka yang tersenyum lebar.
Kediaman Narendra terlalu besar untuk tubuh mungil Nuka, lorong berliku dipenuhi dengan lukisan lukisan yang terpasang apik di dinding sepanjang lorong.
Kedua tangan Nuka bertaut ke depan, wajah nya menunjukan kebingungan saat tidak menemukan satupun anggota keluarga nya.
Lalu saat kaki mungil nya ingin turun menapaki anak tangga, telinga nya mendengar suara keras seperti barang terjatuh dari arah ujung lorong.
Pergerakan Nuka langsung terhenti, menoleh ke arah ujung lorong yang gelap tanpa ada cahaya sedikitpun.
Nuka adalah anak yang cerdas, selalu ingin tau dengan sesuatu yang membuatnya penasaran. Jadi, alih alih turun tangga, ia memilih untuk memutar kaki nya dan berjalan menuju lorong.
Suara tadi sudah menghilang, namun itu tidak menghentikkan langkah Nuka untuk terus melangkah maju.
Saat sudah sampai di ujung lorong, ternyata ada pintu coklat disana. Untung nya pintu ini tidak setinggi pintu di kamar ayah nya, dengan sekali percobaan Nuka langsung berhasil membukannya.
Namun saat akan mendorong untuk membuka pintu nya, ada sesuatu yang mengganjal hingga pintu hanya terbuka sedikit. Untungnya Nuka memiliki tubuh mungil yang memudahkan ia untuk menyelip di celah pintu yang kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arnuka's Life
Teen FictionUsia nya memang baru menginjak tahun ke lima, namun, siapa sangka bahwa ia sudah harus mencicipi bagaimana kehidupan yang keras. Tubuh ringkih nya yang penuh dengan lebam serta bekas cambukan. Padahal, hanya tubuh ini yang ia miliki untuk tempat ber...