-
-
-
-
-
-
-Aura permusuhan yang terlihat jelas dari kedua bocah itu tak membuat Nuka berpaling dari kartun favoritnya. Ia membiarkan saja telunjuknya digenggam erat oleh Jayden, meskipun lama kelamaan semakin erat.
"Ugh, telunjuk adek.." Nuka protes kecil, ia menunduk melihat telunjuknya, lalu kembali fokus ke tontonannya.
"Kau menyakitinya."
Jayden mendelik "Apa pedulimu?" Meskipun begitu, Jayden langsung melonggarkan genggamannya, tak ingin Nuka kesakitan
"Sudah sana pergi." Jayden mengusir, tangannya beralih merangkul Nuka yang hanya diam menerima "Aku ingin menikmati waktuku dengan adik ku."
Kavian memutar matanya, jelas sekali bahwa manusia didepannya ini menantangnya "Aku tak akan pergi."
"Dek, sudah lama kan kita kenal?" Jayden menunduk, telunjuknya menusuk pipi gempal Nuka
Nuka mengangguk "Huum!""Oh, sudah lama ya.." Jayden menekan kalimatnya, senyum pongahnya terlihat begitu menyebalkan "Tentu saja, aku mengenal lebih dulu."
Ia tentu saja tidak terima ada orang baru yang mengusik hubungannya dengan Nuka, cukup manusia menyebalkan yang menjadi abangnya saja yang mengganggunya.
Sementara itu Allicia tersenyum kaku melihat perseteruan keduanya, ia tak ingin menengahi, karena dilihat dari sisi manapun keduanya terlihat sangat menggemaskan, ditambah seseorang yang mereka perebutkan acuh tak acuh.
Lexi memang mengatakan bahwa anaknya akan berkunjung ke mansionnya hari ini, namun, ia tak menyangka bocah itu berani datang sendiri tanpa ditemani siapapun.
"Biarkan saja anak itu, Cia. Dia sudah merengek terus menerus selama dua minggu ini untuk menemui adiknya."
Allicia semakin ingin tertawa saat Kavian duduk di samping Nuka atas perintah si bungsu, mengacuhkan Jayden yang wajahnya semakin menahan kesal.
Tiga bocah itu duduk berdampingan, dua diantaranya sedang bersitegang sementara satu bocah ditengah yang tak peduli sekitar menggerakkan kakinya yang menjuntai
Arnuka terkikik geli karena tayangan kartun, lalu menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa kala sadar tangannya digenggam erat oleh Jayden
"Uh?"Jayden mengangkat kedua alisnya "Kalau aku gak pegang, nanti adek jatuh dari sofa."
Kavian mendengus kasar, jengkel mendengar alibi jelek itu.
"Oki.." Nuka mengangguk kecil, membalas genggaman Jayden sama eratnya, tak sadar bahwa bocah itu tersenyum senang.
"Kavi pegang adek juga," Nuka menjulurkan satu tangannya yang lain "Nanti Kavi jatuh."
Kavian tersenyum miring, menatap senang kejengkelan Jayden yang terlihat jelas. Alibi jelek Jayden tak terlalu buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arnuka's Life
Teen FictionUsia nya memang baru menginjak tahun ke lima, namun, siapa sangka bahwa ia sudah harus mencicipi bagaimana kehidupan yang keras. Tubuh ringkih nya yang penuh dengan lebam serta bekas cambukan. Padahal, hanya tubuh ini yang ia miliki untuk tempat ber...