°²⁶° d ú å p ú l ú h e n ä m

52.5K 4.8K 578
                                    

Play the media 👆 (0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play the media 👆 (0.46) when our lil biduan (re:Nuka) start singing.

-
-
-
-
-
-
-

Dalam tidurnya, tangan mungil Nuka meraba sisi ranjang di samping nya. Menyerngit kecil saat tidak menangkap eksistensi Kenzo yang tadi tertidur mendekapnya.

"Emmh," Bibir nya melengkung ke bawah, merasa gelisah "Abang?"

Memaksakan membuka kedua mata nya yang masih memberat, melihat sisi yang tadi nya ada Kenzo yang medekap nya, kini sudah kosong dengan sisi ranjang yang sudah kembali rapih

Nuka tidak menangis atau pun merengek seperti anak kecil kebanyakan. Ia hanya merasa kosong karena baru kali ini ia terbangun tidak ada keluarganya di sekelilingnya.

Termangu sesaat untuk mengumpulkan nyawa, ia baru sadar di luar sedang hujan saat tak sengaja melihat ke arah luar balkon. Pantas tubuhnya merasa kedinginan meskipun sudah dilapisi selimut tebal

Beranjak turun dari ranjang setelah menyingkap selimut, tangannya menyengkram sprei saat kaki nya mencoba menapaki lantai yang lumayan berjarak tinggi dari nya.

Berjalan tertatih dengan tubuh lemas nya, Nuka berjintit meraih knop pintu dan membuka nya

"Abang?" suara Nuka melirih pelan, menggigil. Lantai terasa dingin saat Nuka semakin melangkahkan kaki nya maju. Biasanya ia selalu memakai alas kaki di dalam mansion, namun, karena tadi Kenzo yang tiba-tiba membawa nya dari sofa ruang keluarga, Nuka rasa sandal nya tertinggal di sana.

Tujuannya saat ini ruang kerja sang ayah. Meski Nuka tak yakin jika ayah nya berada di rumah. Namun, karena ia sudah terbiasa harus melihat sang ayah sesaat setelah bangun tidur, jadi tak ada salahnya untuk memeriksa.

Setelah melewati beberapa ruangan, ia tiba di depan ruang kerja sang ayah.
"Tok..tok, ayah?" suara pelan nya bahkan kalah dengan suara deras hujan di luaran sana.

"Ayah.. adek boleh masuk?" Nuka mendekatkan telinganya ke arah daun pintu, mencoba mendapatkan jawaban dari arah dalam

"Adek izin masuk ya ayah," dengan begitu, Nuka meraih knop pintu lalu memutarnya

Pintu terbuka pelan, kepalanya masuk di antara celah pintu yang terbuka. Netra nya memindai seluruh isi ruangan lalu terhenti di meja kerja sang ayah.

Binar nya menyala seketika "AYAH!"
Tak lagi mengingat rasa dingin yang semakin membeku di kedua kaki nya, ia berjalan semangat menuju sang ayah.

Langkah nya terhenti "Eh?" Nuka dengan cepat menutup mulut dengan kedua tangan nya saat menyadari sang ayah tengah melakukan telefon dengan seseorang menggunakan laptopnya.

Arnuka's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang