°⁶° ē n à m

86.1K 7.9K 212
                                    

--------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-
-
-
-

Mata bulat itu perlahan terbuka, mengerjapkan nya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang menyerbu masuk.

Rasa pening datang kala memori-memori mulai memasuki otaknya. Nuka mematung saat sudah mengingat kejadian sebelum ia kehilangan kesadaran.

Tempat terakhir yang ia ingat sebelum kehilangan kesadaran adalah kamar mandi kecil di rumah nya.

Lalu, dimanakah Nuka sekarang berada?
Apakah Nuka sudah berada di surga? Apakah artinya Nuka sudah mendapatkan kematian yang selalu ibu nya inginkan selama ini?

Nuka menyerngit, bukankah jika sudah menjadi arwah, tidak akan merasakan sakit lagi? Tapi nyatanya, tubuh Nuka seakan remuk seperti disiksa habis-habisan.

Setelah mencerna beberapa saat, Nuka tau bahwa tempat yang ditempati nya ini bukan lah surga, melainkan sebuah ruangan putih yang begitu hening.

Itu berarti, ia masih hidup. Lalu, siapa yang telah menyelamatkan nya? Dimana kah ibu dan ayah nya kini? Apakah mereka sudah pergi meninggalkan Nuka?

Masih dengan beribu pertanyaan di kepala mungil nya, Nuka merasakan pergerakan di telapak tangan kiri nya.
Menoleh ke arah samping, terlihat seseorang tertidur dengan posisi duduk.
Tangan besar nya melingkupi tangan mungil Nuka menghasilkan sedikit kehangatan disana.

Nuka tidak bisa melihat seperti apa rupa nya, yang bisa ia lihat hanya punggung lelaki itu dan rambut hitam jelaga nya.
Menarik tangan nya dengan perlahan, tidak ingin orang di depan nya terbangun karena pergerakan kecil nya.
Namun, rupanya lelaki ini mengenggam begitu erat tangannya.

Akhrinya Nuka menyerah, Nuka rasa ia harus menunggu untuk lelaki itu bangun.

Menoleh ke arah sisi kanan, Nuka tersentak. Di sisi ranjang nya yang lain terdapat seseorang yang tertidur dengan posisi duduk juga. Bedanya, wajahnya terlihat jelas karena menghadap ke arah Nuka.

Nuka merasa tidak asing dengan wajah itu, seperti mirip seseorang yang pernah Nuka temui. Namun, Nuka tidak bisa mengingatnya.

Tangan mungil Nuka terulur, mencoba menyentuh permukaan wajah itu. Tidak sadar, Nuka malah mengusap wajah itu dengan perlahan.

Namun, rupanya pergerakan kecil itu berhasil membuat lelaki didepannya membuka mata.

Netra mereka bertaut, hening untuk sesaat. Namun, dengan cepat lelaki itu tersadar.

"Adik kecil sudah bangun?," Mata nya berbinar senang, kedua tangan besar nya seketika melingkupi sisi wajah Nuka yang mungil.

Namun reaksi yang diberikan Nuka sebaliknya. Mahluk mungil itu malah beringsut mundur dengan tatapan penuh ketakutan. Sampai rengkuhan tangan nya terlepas dari sisi wajah Nuka.

Kenzo yang melihat hal itu tentu saja merasakan panik yang luar biasa. Tak menyangka reaksi yang akan ia dapatkan seperti ini.

"Adik kecil tidak perlu takut, abang ga gigit," Kenzo berusaha tenang, kembali mengambil langkah mendekati si mungil, namun, tubuh mungil itu makin mundur hingga hampir terkena kepala ranjang.

Arnuka's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang