°²³° d ü a p ū l ú h t ī g ā

53.3K 5.3K 249
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-

Narendra bukanlah keluarga yang berasal dari dunia hitam. Mereka enggan untuk masuk ke dalam dunia yang mengharuskan membunuh tanpa henti. Tapi, Narendra bukan juga keluarga yang suci. Mereka sudah terbiasa melakukan pembunuhan, namun, tidak sembarang.

Khalayak umum mengenal mereka dengan keluarga pembisnis konglomerat. Pintar mencari celah saat lawan lengah, lalu mengambil kesempatan untuk mengincar sesuatu yang diinginkannya. Otak jenius dan licik mereka pasti nya memiliki strategi yang matang dalam mengambil keputusan.

Tapi, tentu saja bisnis bukan lah satu-satunya yang mereka lakukan. Di dunia bawah, mereka dikenal sebagai otak jenius dari ratusan senjata-senjata yang kini tersebar di penjuru negeri.

Singkatnya, mereka adalah raja persenjataan di dunia hitam.

Bukan sembarang orang yang dapat mengakses komunikasi dengan Narendra di dunia hitam. Relasi bisnis nya juga bukan dari kalangan orang awam. Sejauh ini, mereka yang dapat membeli persenjataan adalah dari kalangan mafia, gangster kelas atas, bandar narkoba, bahkan militer pertahanan negara.

Perusahaan-perusahaan yang mereka jalani saat ini hanyalah kedok belaka untuk menutupi bisnis utama mereka di dunia hitam.

Maka dari itu, karena memiliki bisnis yang mengharuskan mereka untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbahaya, Narendra memiliki ratusan penjaga yang dilatih khusus dengan seleksi yang ketat.

Namun, lelaki tampan dengan tatapan tajam nya termangu menatap tidak percaya para penjaga dengan ahli bela diri tingkat tinggi, kini berlarian riang dengan tawa yang menggelegar. Bak anak kecil.

"Apa yang mereka lakukan." Suara tenang itu seharusnya menjadi alarm peringatan bagi yang mendengarnya. Karena, di tiap untaian kalimat yang keluar di celah bibir nya adalah sesuatu yang harus di waspadai banyak orang. Bagai suara predator yang siap memangsa makanannya.

Lelaki di belakang nya tergagap mendengar gumaman kecil itu "Akan saya peringatkan mereka," Namun, sebelum ia sempat mengambil langkah, lelaki di depannya merentang kan satu tangannya, menyuruhnya berhenti.

Tatapan tajam nya kini tidak lagi fokus ke para penjaga, atensi sepenuhnya tercurah pada makhluk mungil yang tertawa bahagia berlari riang mengelilingi taman.

Rahang nya mengeras, bibir nya terkatup rapat membentuk garis lurus. Ingatan nya kembali terputar ke lima tahun silam, dimana ia dengan rasa putus asa menyelam di danau mencari bayi mungil meskipun sudah dinyatakan meninggal kala itu.

Kenangan kelam itu masih begitu jelas terpatri di ingatannya. Kenangan dimana saat mereka melihat dengan kedua mata mereka sendiri bagaimana kaku serta pucat nya jasad sang ibunda. Mereka tak langsung menerima, masih berharap bahwa Kinan akan bangun, dan menyatakan bahwa ini hanya sekadar bualan.

Namun, nyatanya tidak. Kinan tak pernah kembali bangun sampai jasad nya dikebumikan. Meninggalkan mereka yang masih hidup dengan rasa bersalah dan sedih tak terelakan.

Arnuka's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang