°³⁹° t í g â p û l û h s é m b î l á n

8.3K 917 84
                                    

WOEEEE PD KANGEN SI BUNTELAN KENTUT SATU INI GAK AOWKAOWK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WOEEEE PD KANGEN SI BUNTELAN KENTUT SATU INI GAK AOWKAOWK

baca gih, sebelum aku discontinue cerita ini wkwkwk 🤭

-
-
-
-
-
-
-

"Adek kenapa?"

Kenzo datang menghampiri Gara yang sedang duduk dengan Nuka di atas pangkuannya, sedang menyembunyikan wajahnya.

Gara tidak menoleh, namun tatapannya menajam kembali "Seekor serangga yang berani mengganggu."

Seakan paham, Kenzo mengeraskan rahangnya "Siapa?"

"Anak dari parasit yang selalu menempeli ayahmu."

"Seharusnya, dia paham posisinya." Tak ada Kenzo yang jenaka, kini hanya ada Kenzo yang dingin tak tersentuh

"Sulit jika ayah mu sendiri yang masih terbelenggu masa lalunya."

"Aku tidak peduli jika selama dia tidak mengganggu adik ku, tapi.." Kenzo memberi jada "Jika adikku terluka walau seujung kuku pun, aku akan memburunya bahkan sampai ujung dunia."

"Katakan itu pada ayah mu yang bahkan sedang berbicara dengan wanita itu."

Kenzo mengikuti arah pandang Gara, tangannya mengepal saat Darren yang tengah meneguk anggur sambil mendengarkan wanita yang sedang berbicara di hadapannya.

"Ayah terlalu bodoh karena masih peduli dengan hal yang seharusnya tidak ia pedulikan."

Gara tersenyum miring "Dia kejam, namun juga terlalu naif."

Pembicaraan keduanya diterima baik oleh Kavian yang berdiri tak jauh dari keduanya. Ia diam, mengamati.

•••

Pesta itu berjalan tak lagi mengasyikkan seperti saat Nuka memasuki gedung.

Nuka hanya melamun, sambil memainkan telinga Gara yang kini memerah karena terus dipilin tanpa henti.

"Adek.. dek"

Lamunannya pecah saat Gara memanggilnya berulang kali, ia mengangkat kepalanya sedikit, tapi tak bertahan lama, ia menaruh kembali kepalanya, sambil terus memilin telinga sang Abang

"Mau abang ambilkan susu??" Pertanyaan itu tidak mendapatkan jawaban

"Cake???" Lagi, hanya keterdiaman yang ia terima

"Bagaimana jika strawberry?" Gerakan tiba-tiba itu terlalu cepat, beruntung kepala Gara mundur secara otomatis

"Adek mau stlawblly." Suaranya serak, namun, begitu manis saat melihat tatapan lugunya

"Baiklah akan Abang ambilkan."

"Tapi Adek gak mau ada bintik-bintiknya."

"Hm?" Gara memastikan kembali ucapan si bungsu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arnuka's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang