Teruntuk suamiku, beribu maaf tidak akan menghapus dosaku, tetapi aku berharap kepergianku bisa menghapus cintamu. Wanita hina ini tidak pantas mendapatkannya,.
–Dari Adisty Rayana–
———
——
—
—
——
———
"Kenapa kamu diam aja, Mas?" Disty bertanya ketika Danu membuka pintu kamar mereka. Matanya memerah menatap sang suami yang masih berdiri di ambang pintu. "Selama ini kamu tahu, tapi kenapa kamu diam?"
Tidak butuh waktu lama bagi Danu untuk mengerti apa yang sedang dibahas istrinya. "Terus aku harus apa? Apa yang harus aku lakukan saat tahu kamu berhubungan dengan laki-laki lain?" tanya Danu balik.
"Kamu bisa marah, Mas! Kamu berhak untuk marah dan bentak aku, tapi kenapa kamu cuma diam?" Air mata Disty tak kuasa untuk ditahan lagi.
"Kamu pikir aku enggak mencoba?" Danu mengepalkan kedua tangannya, detik selanjutnya ia arahkan kepalan tinjunya ke pintu dengan sekuat tenaga. "Aku selalu berpikir untuk melakukan ini sama laki-laki itu, berkali-kali, kalau perlu sampai dia mati."
Danu menghentikan kegiatannya. Napasnya memburu karena gejolak emosi yang ditahannya sejak lama. Ia menoleh, menggelengkan kepala seraya menatap Disty yang kini terisak keras. "Tapi aku enggak bisa melakukan itu! Aku enggak bisa karena tahu istriku mencintainya!"
Danu membiarkan tubuhnya jatuh ke lantai dengan posisi terduduk, punggungnya bersandar ke dinding. Bersamaan dengan itu, air matanya juga ikut jatuh. "Sejak kapan kalian memulainya?" tanyanya lirih. Rasa sakit di kedua tangannya yang terluka sama sekali tidak terasa. Ada rasa sakit lain yang begitu menyesakkan hingga rasanya ia kesulitan bernapas.
Perlakuan Danu yang tetap sama bahkan setelah mengetahui perbuatannya, membuat Disty tak kuasa menahan air mata. Sejak pertemuan pertama mereka, lelaki ini selalu memperlakukannya sebagai perempuan paling beruntung di dunia. Namun, ia justru menyakitinya sedemikian rupa.
"Sudah lama, ya?" Pertanyaan yang Danu utarakan itu lebih terdengar sebagai pernyataan. Danu sangat berharap Disty menyanggahnya, tetapi istrinya itu sama sekali tidak membantah.
Isakan Disty kian keras. Bagaimana bisa suaminya masih menggunakan nada selembut itu setelah ia mengakui perselingkuhannya. Seharusnya Danu tak perlu ragu untuk memaki atau membentaknya, sebab ia pun tak ragu ketika memutuskan untuk mengkhianati lelaki yang menikahinya dua tahun lalu.
"Maaf, Mas. Maaf."
Danu menghela napas pelan. Matanya menatap Disty lekat-lekat. "Apa aku seburuk itu sebagai suami, Dis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
Любовные романыDari dulu Lea teramat tahu jika dirinya punya kebiasaan buruk dalam mencampuri urusan orang lain. Yang Lea tidak tahu, keputusannya untuk ikut campur dalam insiden rencana bunuh diri seorang Kamandanu Prayuda, akan memberikan efek besar dalam hidupn...