Apa adanya mempunyai definisi yang berbeda bagi setiap orang. Maka, cukuplah penuhi sesuai standarmu sendiri.
–Sebatas kata untuk siapa saja–
———
——
—
—
——
———
Sebagai perempuan yang punya hobi merepotkan dan menindas orang lain, Lea tidak pernah bersikap malu-malu ketika di depan orang-orang. Kasarnya, dia ini lebih sering bersikap seenaknya yang kadang mempermalukan orang-orang. Namun, untuk satu dua hal, Lea juga bisa merasa malu. Hal itu terjadi di siang hari ketika Lea yang kelelahan menangis akhirnya tertidur. Ia bangun ketika pasukan cacing di perutnya merongrong minta diberi asupan.Dengan sikap masa bodoh dan setengah sadar, Lea keluar dari kamar. Kakinya melangkah ke arah dapur hingga tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Langkah Lea terhenti, kepalanya menoleh ke asal sumber suara karena yakin itu bukan suara Bagas yang tadi pagi memberitahunya akan pergi ke restoran. Lea mengucek mata guna memastikan pandanganya tidak salah, saat itulah ia menangkap kehadiran Danu di sofa ruang tamu. Satu detik, dua detik, tiga detik, Lea terpaku hingga akhirnya netranya melebar meski tidak banyak karena kelopak matanya bengkak.
Tubuhnya langsung balik kanan bubar jalan, terbirit-birit kembali ke kamar. Meski Lea pernah bilang kalau dia tidak masalah penampilannya dilihat orang lain ketika bangun tidur. Agaknya Lea berpikir demikian karena selama ini hanya Bagas yang melihat wajahnya yang awut-awutan tiap pagi.
"Bego." Lea merutuk pelan ketika melihat wajahnya di depan cermin.
Wajah Lea jauh lebih semerawut daripada tadi pagi. Mata bengkak dengan kotoran mata di bagian sudut, hidung merah dengan sisa ingus yang mengering, juga rambut kusut yang kaku karena terkena aliran air matanya. Belum lagi kilauan minyak di seluruh permukaan wajah. Sungguh penampilan yang sempurna, sempurna hancurnya. Seseorang dengan inner beauty kuat pun tidak akan sedap dipandang jika dalam perpaduan kondisi di atas.
Mengembalikan posisi cermin ke sudut meja kerjanya, Lea segera melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Paling tidak, wajahnya harus dipermak dengan air dan sabun cuci muka agar tampak segar. Selesai dengan muka, Lea beralih dengan rambut. Ia menyisir rambutnya lalu dicepol tinggi agar tidak terlihat acak-acakan. Hanya itu yang bisa Lea lakukan untuk meminimalisir penampilan naturalnya yang sudah dilihat Danu.
Ketika keluar dari kamar, Lea tidak mendapati Danu di ruang tamu. Namun, ia mendengar suara yang berasal dari dapur. Mengikuti asal suara itu, Lea akhirnya menemukan Danu yang sedang berkutat dengan alat masak. Lelaki itu membelakanginya dan tampak sibuk dengan spatula dan wajan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
RomansDari dulu Lea teramat tahu jika dirinya punya kebiasaan buruk dalam mencampuri urusan orang lain. Yang Lea tidak tahu, keputusannya untuk ikut campur dalam insiden rencana bunuh diri seorang Kamandanu Prayuda, akan memberikan efek besar dalam hidupn...