Tidak ada yang luput dari waktu, sekalipun itu rahasia. Yang harus kamu lakukan hanya bersiap agar bisa mengahadapi rahasia itu.
—Bagi Lea yang sering berpikir jika bicara itu lebih mudah–
———
——
—
—
——
———
"Bukan waktu yang tepat kalau kamu mau mengejarnya."Perkataan yang Bagas ucapkan sepuluh menit lalu membuat Danu kembali duduk di kursi. Lelaki itu menggerakkan kursi rodanya ke arah Danu. Ia mendengar semua pembicaraan Lea dan Danu sejak awal. Sesungguhnya Bagas terkejut dengan apa yang dibicarakan Danu setelah membuat putrinya galau selama setengah bulan ini.
"Ini alasan kamu menghilang?" tanya Bagas setelah jeda panjang di antara mereka. "Merencanakan kebohongan secara matang?"
Danu mendengus, sama sekali tidak merasa tersinggun dengan ucapan Bagas. "Saya cuma mengikuti seseorang yang bahkan berbohong tentang statusnya supaya bisa tinggal besama Lea."
Bagas terhenyak, tetapi hanya sebentar sebelum akhirnya menyunggingkan senyum lebar tanpa memperlihatkan giginya. Kalau Danu sudah mengarang sedetail itu soal Leo, maka tidak aneh kalau lelaki itu tahu tentang identitasnya.
"Kamu benar." Pada akhirnya Bagas mengakui ucapan Danu. Mereka sama-sama tahu kebenaran masing-masing sehingga tidak ada yang perlu ditutup-tutupi. "Saya hanya berharap kalau kamu enggak akan memberitahu hal ini sama Lea," lanjut Bagas dengan nada serius.
Tidak masalah jika sampai mati tidak bisa mendengar Lea memanggilnya dengan sebutan ayah. Hanya tinggal dan memastikan putrinya hidup dengan baik saja sudah lebih dari cukup untuk Bagas.
Kendati Danu tidak mengerti mengapa Bagas merahasiakan hal itu dari Lea, dia tidak ingin ikut campur. "Selama Om tetap merahasiakan tentang Leo, saya enggak akan memberitahu Lea."
"Kamu mengancam saya?" tanya Bagas dengan mata memicing.
"Saya cuma memberikan penawaran yang sama-sama menguntungkan."
Bagas tiba-tiba tertawa hingga membuat Danu heran. Ia menghela napas pelan ketika puas tertawa. "Terserah kamu mau menyebutnya apa. Tapi, sebenarnya kamu juga tahu kalau enggak ada seorang pun yang diuntungkan di sini. Baik Leo, Lea, saya, bahkan kamu sendiri, bukan begitu?"
Bagas benar. Setelah semua kebohongan yang disusunnya secara rapih ini pun, ia tidak diuntungkan apa-apa. Alih-alih keuntungan, sebenarnya Danu merasa semua orang dirugikan. Perempuan yang mengisi pikiran dan hatinya akhir-akhir ini terlihat begitu terpuruk akan kabar yang diberikannya. Bagas yang Danu ketahui sebagai ayah biologis Lea ketika sedang menyusun karangan ini juga tidak diuntungkan. Tinggal satu rumah tanpa bisa memperlakukan Lea sebagai putrinya pasti amat menyiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
RomanceDari dulu Lea teramat tahu jika dirinya punya kebiasaan buruk dalam mencampuri urusan orang lain. Yang Lea tidak tahu, keputusannya untuk ikut campur dalam insiden rencana bunuh diri seorang Kamandanu Prayuda, akan memberikan efek besar dalam hidupn...