Part : SATU

1K 130 103
                                    

Hai hai, bebeh disini aku kembali dengan cerita baru dan kisah baru. Jadi semangat untuk membacanya.

Vote dan Komentar guys janga jadi pembaca gelap hargai karya aku ya!!!!!.

Ditengah sibuknya siswa dan siswi SMA Galaksi yang kini tengah sibuk memilih kursi dan meja sungguh kalau kalian melihatnya maka kalian akan pusing maklumlah baru naik kelas jadi harus memilih dimana mereka duduk.


Carla Ria Amelia yang biasa dipanggil Ria oleh teman satu kelasnya kecuali Alfian cuma dia yang memanggil Ria itu Carla makanya Ria suka sama Alfian. hah? cuma karena nama dia suka? Ya mau gimana lagi hidup itu harus unik ya gak gess.

"Gue duduk disini, gue harus Deket sama Alfian denger-denger di masuk kelas kita kan lumayan bisa tatap-tatapan." Ujar, Ria mengedipkan matanya sebelah kepada Abel sahabatnya.

"Ish, ngusir sahabat nih?" Tanya Caca, sedikit menyindir Ria.

Ria menatap kedua sahabatnya sinis " Ish gak ngerti amat sih!" Hentaknya  kemudian meletakkan tasnya di atas meja dan pergi begitu saja bagai terhempas bumi.


Abel dan Caca hanya menghela nafas berat sambil memijat kepalanya pusing rasanya jika berteman dengan Ria yang keras kepala nan cerewet gak bisa dibilangin sama sekali. Tapi, gimanapun Ria dia tetap sahabat Abel, Caca, dan Laura. Mereka terlihat setia 2 tahun ini tidak tau kedepannya mereka lelah atau tidak bertemu dengan Ria.

Gadis berambut sebahu itu keluar dari kelasnya yang didepan pintu bertuliskan 12 Mia 2, ternyata Ria sudah besar sekarang dia bukan cewek yang manja dan kekanak-kanakan lagi, dan bahkan ini adalah permulaan dewasa.

"Kelas 12, bentar lagi kuliah wah gak sabar banget gue kuliah dimana ternyata gini ya jadi dewasa." Monolognya didepan pintu, Ya Ria sangat hobi nongkrong depan pintu sambil melihat-lihat keluar kelas hobi sejak pertama melihat Alfian yang tampan dan Seksi.

Ria duduk didepan pintu padahal banyak sekali teman-teman sekelasnya lewat tapi dia enggan untuk menyingkir memang menjengkelkan anak satu ini, bahkan teman sekelasnya itu lelah melihat Ria yang pecicilan susah dibilangin. Tapi, kasihan terkadang gadis itu jadi bahan ejekan atau candaan kalau Ria mah gak open sebenarnya sih open gitu deh pokoknya.

Caca dan Abel langsung duduk juga didepan pintu berdempetan untung saja ketiganya mempunyai badan kecil jadi muatlah didepan pintu memang ya mereka rada-rada sinting sedikit oh tidak, mungkin iya.

"Guys, kita sekarang kelas 12, nanti kita kuliah gue bingung sama cita-cita gue." Kini, Caca yang bersuara tumben sekali anak ini berpikir dewasa biasanya yang dewasa itu hanya Laura cewek cuek nan jutek.

Ria menolehkan wajahnya kearah Caca yang berada ditengah namun Abel hanya memandang tanaman kering yang entah kapan hijaunya memang begitu, si otak lemot dan cerewet keras kepala kaya batu.

"Kita gak usah mikirin itu dulu Ca semua ada jalannya sekarang kita senang-senang dulu kita harus lebih banyak membuat momen biar ada cerita pas kita kuliah. Kita mikirin itu 3 bulan kedepan aja." Ujar, Ria mengangkat alisnya naik turun beberapa kali.

"Lo mah, kalau ginian ga dipikirin kalau Alfian jalan sama Nenda aja Lo langsung ketar ketir." Ucap, Caca ngasal mana mungkin Alfian jalan sama Nenda si nenek lampir itu.

Gadis itu menatap kesal Caca " ya kan gue gak mau dia deket sama yang lain sakit hati gue tu." Kata Ria sambil memegang dadanya.

"Woy, yang tiga orang ngapain sih, depan pintu ngehalangin orang jalan aja, tu disamping kan ada kursi memang kebiasaan." Teriak Nenda dengan suara yang sangat keras.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang