part: ENAM BELAS

118 44 30
                                    

Kembali lagi nih sama aku fren, kisah Alfian dan Ria yang tak kunjung jadian haha.

Jangan lupa vote dan komentar ya guyss saya berharap kalian menghargai karya saya.

Happy reading 🤍

Didalam mobil, Ria terus menangis membuat Alfian bingung bagaimana cara meredakannya, cowok itu sudah berpengalaman sih tapi Alfian rasa sikap yang kemarin itu harus dilupakan dia tidak mau menyamakannya apalagi untuk Ria gadis yang berhasil mengambil hatinya walau sekejap.

"Udah Carla jangan berlarut-larut nanti lo sakit demam semalam juga belum turun. Kalau lo sakit lo gak bisa sekolah besok." Ujar, Alfian menatap sekilas Ria kemudian kembali pokus dengan perjalanannya.

Ada kehangatan dalam hati Ria memang sedari tadi Alfian selalu mengajaknya bicara tetapi dia malah diam, rasanya begini jika dibujuk dan dihibur oleh seseorang yang kita cintai.

Tadi sebelum sampai kerumah sakit, Alfian menceritakan bahwa semalam dia yang membawa Ria ke apartemen miliknya walaupun sebenarnya Alfian tidak ingin Ria mengetahui bahwa dia yang menolongnya tapi apa boleh buat dia tidak ingin menyakiti perasaan Ria.

" Yan, aku bingung sekaligus aku malu sama kamu, karena tadi Bunda marahinnya didepan kamu terus aku diusir dari sana bahkan dari rumah juga aku malu." Ria, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Alfian hanya tersenyum tipis Ria itu antara polos dan sesad jadi sedikit lucu dan unik walaupun sedikit Aneh. Tapi, Alfian tidak masalah asal dirinya tidak terjebak dengan cinta dulu yang dimana dialah mengejar sosok cewek impiannya tapi malah begini nasibnya.

"Gak usah bingung, ada gue kok  sementara waktu lo tinggal di apartemen gue dulu. Da gue gak suka penolakan!" Tegas, Alfian semakin membuat Ria semakin berdebar.

"Kaya di Wattpad-wattpad anjir." Batin gadis itu.

"Terus barang aku gimana?" Ya, sekarang Ria sudah sedikit lebih baik dari pada tadi yang hanya diam dan menangis.

"Rumah lo dimana?"

"Hmm, belok kiri terus lurus."

Alfian mengangguk kemudian membelokan mobilnya kearah jalan sebelah kiri dimana arah rumah Ria. Pelan-pelan gadis itu menghapus air matanya dia tidak ingin dilihat lemah dan terus menangis di depan Alfian dia malu sungguh demi apapun.

"Disini." Ria bersuara saat sudah sampai didepan rumah yang sederhana.

"Boleh gue ikut masuk? Buat ngangkat barang-barang lo siapa tau lo gak bisa angkat." Ucap, Alfian dingin tapi membuat Ria meleleh.

"Boleh kok, tapi gak papa ya rumahnya kecil."

"Gue bukan mau lihat rumah lo kecil atau enggaknya, disini gue mau bantu lo aja Carla." Alfian tersenyum sangat manis dia mengacak rambut Ria hingga berantakan.

"Ih, Fiyan rambut aku berantakan kan, rapiin nggak!" Ujar, Ria ngambek.

"Lah, gue mana bisa rapiin rambut cewek." Jawab Alfian, dengan jahil.

"Aaaa Fiyan rapiin kamu yang berantakin harus kamu dong yang rapiin."

"Iya-iya yaudah nih." Tangan Alfian terangkat dan sudah berada kepala Ria, dia menyisir rambut itu ke belakang dengan jari-jari.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang