part: DUA PULUH TUJUH

62 11 0
                                    

Hallo guys kembali lagi dengan Alfian dan Ria maaf ya kalau ceritanya membosankan aku harap kalian menikmati tiap kata dan paragraf dalam kata karena teka-teki belum terpecahkan bukan?

Maka dari itu jangan lupa vote dan komentar okeyy guyss

Happy reading 🤍😚

Jam menunjukkan pukul 00:00 dini hari, gadis yang masih berada dalam kafe gembira itu menatap lesu pelanggannya kenapa mereka tidak pulang padahal malam sudah larut mana ada yang lagi dinner bareng Ria jadi iri, pengen pulang ke apartemennya Alfian lagi.

"Ria, kamu dari tadi melamun aja lagi mikirin apa sih?" Tanya, pira yang ikut duduk di samping gadis itu.

Ria menghela nafasnya " ini kenapa banyak orang bucin di sini mbak, Ria kan jadi pengen!" Ucap, Ria dengan suara manja.

"Emang kamu punya pacar?" Tanya, Pira tidak tahu.

"Punyalah mbak, dia tu ganteng banget, idaman pokoknya." Ujar, Ria dengan semangat. Siapa yang tidak semangat kalau menyangkut Alfian.

"Yang pertama anterin kamu ke kafe ini? Hah yang bener? Kalau bener kayanya dia depresi deh punya pacar kaya kamu." Ucap, Pira bercanda.

"Ishh bukan mbak, Ah aku nggak tau cara bilangnya ke mbak gimana soalnya aku pelit." Kata, ria lagi entah kenapa saat membahas Alfian jantungnya terus berdebat padahal orangnya tidak ada di sekitar sini.

Pira memutar bola matanya malas melihat remaja yang menuju dewasa ini sedang asyik-asyiknya kasmaran, dia tidak tahu bagaimana akhirnya nanti dasar anak jaman sekarang.

"Nggak usah malu-malu nggak mbak sebar kok." Kata, Pira meyakinkan Ria. Pira juga penasaran siapa pacar Ria, kenapa cowok itu sanggup dengan cewek tengil seperti gadis ini?

"Hmm, namanya Alfian mbak." Jawab, Ria dengan suara pelan.

"Hah? Anak pemilik kafe ini?" Teriak, pira sambil membekap mulutnya dengan tangannya. Ia tidak percaya.

"Iya mbak, kalau mbak nggak percaya bisa langsung tanya deh sama orangnya langsung hehehe."

Pira yang masih tidak percaya langsung memegang dadanya sesak tidak mungkin ini terjadi, Alfian orangnya kan tidak mau dengan cewek seperti mereka soalnya pira tahu betul karena gadis itu  pernah bekerja menjadi pembantu Alfian.

"Mbak nggak papa kan?" Tanya, Ria saat melihat pira masih menganga tidak percaya.

"Ya sudahlah saya percaya, semoga cerita kamu happy ending ya. Soalnya mbak tahu betul gimana Alfian."

Ria tersenyum karena, dia juga tahu bagaimana Alfian, sikap dan perilaku cowok itu sudah dia hapal betul hanya saja dia baru tahu kalau Alfian itu manja kadang seperti bayi gede yang harus di elus ketika ada masalah banyak.

"Oh iya mbak, aku nggak tau mau minta tolong ke siapa lagi selain mbak."

"Kamu mau minta tolong apa?"

"Jadi gini mbak, kita kan belum gajian jadi, besok anak sekolah  khusunya kelas 3 mau pergi ke desa Cemara buat sosialisasi gitu mbak, nah dari situ kan butuh biaya buat kehidupan sementara disana. Jadi mbak, boleh minta tolong pinjemin Ria uang sebesar lima ratus ribu aja mbak, soalnya Ria punya uang satu juta."

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang