part LIMA BELAS

121 46 14
                                    

Hay bestie aku kembali. Lagi dengan kisah Alfian dan Ria yang tak kunjung jadian🤼.
Jangan lupa vote ya guys

Happy reading 🤍

Cuaca mendung sama dengan tadi malam, angin berhembus sedikit kencang bahkan masih ada gerimis yang jatuh ketanah seolah langit tidak ingin menampakkan mentari pagi entah mengapa seperti itu.

Gadis rambut sebahu memakai baju oversize berwarna hitam rambutnya diikat meski tidak semua, kacamata yang berada di pangkal hidung itu membuat Ria yang sederhana semakin cantik dan enak dipandang, pagi yang tidak cerah ini dia duduk didepan apartemen yang kata Caca milik pamannya, ia menatap kedepan memikirkan kejadian semalam.

Bagaimana caranya ia pulang, apalagi dengan keadaan yang tidak bisa ditentukan, perasaan cemas sedari tadi muncul tidak ada siapapun yang harus ia ajak bicara, dan ia tidak mau memberikan bebannya lagi pada Caca dia sudah banyak menolong dirinya. Jika Athlas? Dia tidak tau selama dua hari ini dia tidak pernah menemui Ria bahkan mengirim pesan pun tidak pernah.

Pagi yang tadinya mendung dan sedikit gerimis kini, sudah mulai turun dengan deras Ria tidak tahu ada apa dengan langit sekarang ia takut hujan dia tidak suka hujan. Rasanya ia ingin pulang memeluk sang Ayah tapi mengingat kejadian tadi malam Ayah pasti tidak akan menerimanya kembali kerumah apa salah dirinya?

"Loh, kok disini masuk hujan Ri, nanti demam lo tambah tinggi gue gak mau ya jadi susah gara-gara lo." Omel, Caca yang menghampiri Ria didepan apartemen.

"Gue mau pulang Ca, ada urusan yang harus gue selesain." Jawab, Ria dengan tegas dan langsung beranjak melangkah untuk pergi.

Caca mengernyitkan dahinya seolah bertanya urusan apa?" Terus lo mau pulang sekarang? Hujan Ri nanti aja."

"Gak, Ca gue rasa kalau gue tunda perasaan ini gak bakal bisa hilang dan membuat gue semakin ah gitulah pokoknya." Jelas, Ria dengan kalimat akhir tidak ia lanjutkan susah rasanya mengatakannya.

Caca mengangguk mengerti mungkin ini masalah pribadi Ria yang tidak bisa dikatakan dan Caca tidak mau kepo lebih lanjut toh, dia percaya Ria bakal menceritakan semuanya pada dirinya jadi ia menunggu saja.

Ria sudah berada diluar apartemen dia terus melihat ke arah jalan dia berharap akan ada taksi tukang becak apa kek yang penting dia pulang kerumah sekarang dia ingin melihat keadaan Zara walaupun dia tidak pernah suka dengan Zara setidaknya dia masih mempunyai rasa kemanusiaan toh itu pun kakak dia saudara sekandung mungkin?

"Ri, are you oke?" Tanya Caca, menatap Ria yang gelisah.

Mata gadis itu tiba-tiba  berkaca-kaca, dia langsung memeluk sahabat yang sangat peduli dengannya selama ini, bahkan susah senang Caca selalu bersamanya kecuali dirinya sedang bersama Ridho.

"I'm fine." Ria melepas pelukannya dan menghapus air mata yang terus berjatuhan.

"Doain semoga gak terjadi apa-apa." Akhir Ria, kemudian kembali menatap jalan menunggu, tumpangan untuk pulang walaupun hujan masih terus turun.

Tidak lama kemudian, ada mobil mewah bahkan sangat mewah Ria baru pertama kali melihatnya arah mobil itu menuju depan apartemen tapi Ria tidak tahu siapa yang datang.Caca, gadis itu tersenyum kalau yang dimintai bantuan akhirnya datang tepat waktu.

Mobil mewah itu berhenti tepat didepan Ria, gadis itu sedikit terkejut bahkan didalam sana  ada cowok yang memakai topi hitam serta kacamata hitam yang ada di pangkal hidung mancung itu, jika Ria menilai maka dia akan mengatakan cowok itu sangat tampan hari ini.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang