Part: SEPULUH

168 66 31
                                    

Aku balik lagi jangan lupa di vote dan spam komentarnya yaaaaa love youuu...

Happy reading 🤍

Malam ini adalah malam pertama Ria bekerja di Cafe yang bernama Cafe Gembira unik tapi langka, ria sudah berpakaian bau pelayan dan menyepol rambutnya agar tidak risih dan dimulai dengan bismillah Ria pasti bisa.

"Hallo mbak mau pesan apa?" Tanya Ria pada pelanggan yang berada di meja nomor 2.

"Saya gak mood makan mbak." Jawab mbak tersebut.

"Minum mungkin Mbak?" Tanya  Ria lagi.

"Mbak diem deh, gara-gara mbak  saya di putusin pacar saya nih." Ujar Mbak itu sambil menunjukkan pesannya pada pacarnya.

Ria ingin tertawa saat itu tapi ia tahan " Koo gara-gara saya mbak, saya kerja disini  Kam wajar kalau saya tanya."

"Mbaknya ngeselin banget, ni pacar saya marah gara-gara lama jawab pesannya terus saya jadi diputusin kan." Mbak itu sangat kejam.

Ria hanya menganga lebar segitunya orang itu berpacaran sekilas tadi Ria melihat namanya disana "Ayang bebeb" lucu ya iyalah rasanya Ria ingin menertawai dan mengejek gadis didepannya ini.

"Yaudah mbak saya pergi dulu, kalau gak mau pesan keluar ajaa mbak." Usir Ria secara halus karena untuk apa orang datang kalau tidak memesan? Mubajir tempat duduk saja oh ria baru inget mungkin Mbak yang tadi kebelet balas chat pacarnya tapi gak ada paket makanya dia datang ke cafe gembira ini.

Gadis rambut sebahu tampak semangat untuk melayani pelanggan yang berada didalam cafe itu, semua pengunjung sangat suka dengan Ria dia lucu hanya saja blak-blakan kalau ditanya. Bahkan ucapannya pun tidak difilter.

Hari semakin malam, dinginnya nembus ke kekulit gadis yang sedang kelelahan itu sudah berada diluar cafe ingin pulang sebab tidak ada lagi yang perlu dikerjakan sekarang dia ingin merebahkan badannya mengistirahatkan pikirannya sejenak.

"Kapan gue gajian ya lama banget deh" monolog Ria, ia berjalan ditepi jalan padahal rumahnya sangat jauh sedangkan angkot atau bahan tumpangan pun tidak ada. Begini nasib hidup di jaman modern yang kemana-mana harus memakai kendaraan kenapa tidak jalan kaki saja kan seru?

Sudah memikirkan gajian Ria juga memikirkan kapan dia kaya heran juga sih sama Ria padahal satu hari dia bekerja sudah memikirkan gaji dan kaya ia pikir semudah membalikkan telapak tangan gitu dasar Ria si tukang halu.

"Kenapa jalan-jalan malem begini?" Entah Ria sadar atau hanya mimpi, ia bertemu dengan Fiyan dari mana cowok itu kenapa dia ada disini.

Ria menoleh"pulang kerja." Jawab Ria seadanya.

"Gue anterin mau? Gak pake penolakan!"

Ria membeku harus menjawab apa jika Fiyan katakan tidak adak penolakan apa dia harus mau toh menolak juga percuma didekat jalan ini tidak ada lagi kendaraan malam sudah larut jika ayahnya dirumah pasti di dicari tapi apalah daya ini nasib Ria.

"Iya."

"Masuk." Suruh Fiyan seraya membuka pintu mobilnya.

Sekarang mereka berdua sudah berada didalam mobil, hanya hening didalamnya mungkin jika Fiyan berdekatan dengan Ria maka cowok itu bakal mendengar jantung Ria yang sudah berdisko didalam sana, darahnya berdesir pipinya memerah.

Masih dalam berpikir untuk memulai cerita lebih baik Ria bertanya saja sekalian confes ke crush lumayan siapa tau untung kalau tidak juga tidak masalah ini kan demi kebaikan dia sendiri.

"Fiyan, kalau gue confes ke lo, lo suka gak?" Tanya, Ria. Mendengar itu Fiyan menoleh sekejap kemudian mengangguk.

" I have crush on you." Ujar Ria ia terus menatap Fiyan tanpa berkedip karena rugi kalau di abaikan.

Tiba-tiba, Fiyan menghentikan mobilnya ia ingin bertanya pada cewek disampingnya ini apa menariknya dari dia sehingga Ria mengatakan kalau cewek itu suka sama dia kan dia penasaran.

"Kenapa lo bisa suka sama gue? Kita gak terlalu deket juga kan?" Tanya Fiyan.

"Iya, gue juga bingung sama perasaan gue."

"Hmm dari kapan Car?"

"Kalau gue bilang dari SMP  Lo percaya gak?"

"Enggak."

"Kenapa?"

Fiyan menghela nafasnya " Gue gak yakin sama perasaan kata gitu, dan gue gak percaya karena gue udah lakuin semua itu cuma drama."

"Dan lo salah Yan, alasan lo gak percaya apa?"

"Gak perlu gue kasih tau."

"Terus lo anggap gue gak tulus mencintai lo dan lo juga gak percaya kalau sebenarnya gue suka sama lo udah lama. Bahkan saat lo ada pacar juga gue tau kapan lo putus gue tau Yan." Jelas Ria, dengan sangat serius.

Mendengar itu, hati Fiyan tercekat ternyata ada cewek seperti itu tapi dia belum bisa percaya dengan cewek manapun selain Mamanya. Tapi mungkin saatnya ia cerita, ia berpikir Ria akan mengerti dan tidak menyakiti gadis ini lagi.

"Gue trauma sama masa lalu."

"Hah? Kenapa Yan?"

"Gue pernah pacaran sama cewek udah 5 tahun dan ternyata dia selingkuh bahkan dia selingkuh udah 3 tahun."

Sakit? Jelas bagaimana tidak orang yang kita suka menceritakan mantan pacarnya tapi tidak masalah di tahan saja Ria itu anak yang kuat dia tidak boleh patah semangat mengejar Fiyan cowok impian.

"Dan lo gak tau?"

"Iya. Dan sekarang gue trauma sama yang namanya pacaran, dan gue gak percaya sama cewek manapun kecuali mama gue. Mungkin dari cerita ini lo bisa mundur Car."

"Gak akan, semangat ya."

"Car, ngelupain orangnya memang mudah tapi kenangannya gak bisa Car, makanya gue suruh lo mundur percuma lo bilang itu ke gue."

"Fiyan, dan lo gak mau cari lagi?"

"Gue bilang gue trauma." Nada bicara Fiyan agak meninggi kemudian dia melajukan mobilnya.

"Oke, gue tunggu lo sembuh ya Fiyan gue gak bakal nyerah gitu aja biar lo lihat, kalau gue tulus suka dan cinta sama lo. Terserah lo mau bilang gue murah atau apa gue buktikan gue gak sejahat cewek itu."

Fiyan hanya mengangguk antara terharu dan kasihan juga, dia merasa kalau sudah menyakiti Ria lagi kenapa lagi? Ria bilang dia suka sudah dari lama bahkan saat Fiyan masih berpacaran jadi menurut Fiyan itu sangat menyakitkan bukan? Lalu, bagaimana cara dirinya meyakinkan kalau Ria itu tulus.

"Rumah lo dimana?."

"Belok kiri."

Setelah dalam beberapa menit menghabiskan waktu bersama meski agak menyakitkan Ria dan Fiyan sampai di depan pagar rumah Ria, gadis itu langsung turun ia tersenyum pada Fiyan dan tidak lupa menyengir kuda.

"Makasih atas tumpangannya dan makasi atas kejujurannya. Jaga diri lo ya."

"Lo aja yang jaga."

Deg!

Jantung Ria berdebar kencang tubuhnya bergetar hebat kalau bukan karena Fiyan ya karena siapa lagi coba tadi Fiyan mengatakan hal sedikit menyakitkan tapi sekarang sudah menjadi manis ah rasanya ada harapan buat Ria mendapatkan hati Fiyan.

"Jaga dari jauh ya."

Fiyan mengangguk tersenyum sangat manis, kemudian ia menurut kaca mobilnya dan segera pergi dan Ria tidak tahu cowok itu pergi asal dia bisa melihat Fiyan besok ah tidak sabar rasanya.

Alurnya tidak ramah bestiehhh karena aku gabut jadi enggak ada feel nya..

Jangan lupa vote nya okayy🤍🤍🤍🤍

Aceh
13 Maret

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang