Part: DUA PULUH

100 33 61
                                    

Haiiii guys aku kembali lagi dengan cerita Ria dan Alfian yang tidak kunjung ada kepastian,,, Jangan lupa di vote dan komentar ya kalau mau di koreksi juga boleh....

Happy reading jangan jadi pembaca gelap ya guyss💗

Setelah pulang dari toko bunga dan toko baju, Caca mengantar Ria untuk pulang sebab hari pun sudah sore dia tidak mau di amuk Alfian apalagi  pergi tadi tidak minta izin lebih baik dia cepat-cepat mengembalikan Ria ke apartemennya.

"Gue pergi dulu ya, entar malam dateng aja kalau di bilang siapa yang undang bilang gue yang undang ya Ria."

" Iya Car, makasih ya hati-hati jangan lupa mandi."

"Iya-iya masuk gih, nanti di marahin Alfian."

"Oke sip dadada." Ria melambaikan tangannya dan Caca menutup kaca mobilnya sambil membalas lambaian tangan Ria lalu, mobil itu pun pergi.

Gadis itu menatap bunga di tangannya indah sekali, jadi teringat dengan sosok Ayah yang selalu memberikan dia setangkai bunga dari taman kanak-kanak dulu tapi sekarang Ria tidak tau kabar mereka dan dia tidak tau bagaimana kondisi Zara kakaknya sekarang.

Ria melangkah masuk kedalam apartemen kemudian dia masuk keruang tersebut, ia melihat jika Alfian sedang tertidur menutup mata dengan tangan dan baju seragamnya belum di ganti sama sekali.

"Dari mana?" Ria kaget, saat dia lewat dekat sofa dimana Alfian tidur. Dia kira tidur beneran ternyata tidak.

"Nemenin Caca, ke toko bunga sama toko baju."

"Kenapa gak kasih tau? Ponsel lo ada kan?."

Ria celingak-celinguk apa yang harus dia katakan tidak mungkin kan kalau dia mengatakan Caca yang mengajaknya nanti Caca kena masalah ini Alfian kalau kata Caca galak apabila kita tidak mendengarkan ucapannya.

Cowok itu bangun mengubah posisinya yang tadi rebahan kini sudah duduk di sofa dia menyenderkan punggungnya dan masih menatap Ria yang memegang bunga pikirannya jadi kemana-mana apalagi bunga ini cantik dan sangat identik dengan tembak menembak.

"A_aku gak sempat soalnya kepepet banget maafin ya."

"Hmmm."

"Bunga dari siapa?" Tanya, Alfian penasaran, Ria menatap bunga itu kemudian kembali menatap Alfian.

"Ini hadiah kata Caca Mama kamu ulang tahun."

"Owh."

"Lah kok kamu santai banget jawabnya? Bukannya sibuk nyari kado buat Mama kamu malah santai dan rebahan di sini." Omel Ria, membuat kelapa Alfian pusing karena suara cempreng dari gadis itu.

"Gue tau, dan gue gak bakal datang terus, lo mau pergi sama siapa ke sana siapa yang undang?." Tanya, cowok itu.

"Caca, katanya kamu bakal ikut, dan kamu gak bakal tinggalin aku sendirian di rumah." Ujar, Ria sambil meletakkan bunga di atas meja dan duduk dilesehan karena kakinya sakit terlalu lama berdiri lain lagi,  di toko bunga dan baju.

Alfian mengangguk " Gue gak akan pergi jadi percuma lo beli bunga itu Mama gak suka apalagi anggrek."

Ria membulatkan matanya tidak percaya " Hah? Beneran? Kok Caca gak bilang." Ucap, Ria kebingungan tau begini dia akan memilih bunga mawar saja melambangkan cinta.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang