part: TIGA PULUH ENAM

43 8 0
                                    

Selamat membaca kalian. Terimakasih sudah mengikuti kisah Ria anak yang malang!!!

Jangan lupa vote dan spam komentar ya guys, terimakasih banya.

Mengingatmu selalu membuat hatiku hangat

Jam ketiga sudah di mulai sejak tadi, Ria Caca dan Abel terus belajar dengan giat untuk mengikuti ulangan harian. Tidak terlalu mendadak karena Bu Cantika sudah mengatakannya terlebih dahulu. Dia sangat baik tapi, sangat teliti dan sedikit julid jika ngomong dia selalu meng atas kan dirinya . Sebenarnya tidak masalah bagi seluruh siswa-siswi toh itu sebagai bumbu agar anak-anak tidak bosan belajar dengannya.

"Ria, lo tau nggak Alfian kemana udah beberapa hari ini dia nggak muncul?" Tanya, Caca sebab dia juga tidak tahu semalam dia bertanya pada Mama dan papanya tapi mereka juga mengatakan kalau mereka juga tidak tahu.

"Nggak Ca, dia nggak pernah hubungin gue. Udahlah nggak usah di pikirin dulu yang terpenting kita belajar nanti kita cerita lagi." Ya, Ria memang seperti itu jika ada hal yang lebih penting maka dia akan memilih hal penting dari pada masalah yang membuat banyak kerugian dalam hidupnya. Bukannya apa, kan tahu sendiri Ria sekarang hanya bersandar di beasiswa jika nilainya turun maka otomatis pihak sekolah mencabut beasiswanya. Dia juga ingin pergi ke luar negeri juga untuk kuliah di sana.

"Owh iya, lo udah ngumpulin makalah kita ke Bu Rina?"

"Astaga." Ria memukul keningnya ia lupa padahal hari ini adalah hari terakhir. Bagaimana ini jangan sampai ia tidak mengumpul ini tugas penting karena  hadiahnya juga sangat menarik. Kemarin setelah dari rumah Bumi Ria menyiapkan semua makalahnya malam itu dia juga pergi ke warnet untuk mengetik  tugas yang sudah di tulis tangan oleh Caca dan Abel.

"Jangan-jangan lo lupa? Makanya jangan mikirin Alfian Mulu Ria." Abel, kesal tetapi dia sadar yang banyak mengerjakan adalah Ria dan Caca dia hanya bisa memberikan pendapat dia itu sedikit lemah dibidang mata pelajaran tetapi jika publik speaking. Jangan di tanya, Abel adalah pemenangnya.

"Eh tapi kayaknya gue bawa deh." Ria langsung mengecek tasnya dan benar ia membawa tugas itu Abel dan Caca akhirnya bisa bernafas lega untung saja.

"Kalau gitu gue anterin ke Bu Rina dulu ya sebelum Bu Cantika masuk!" Ria segera beranjak, tidak lupa berpapasan dengan Bumi Ridho dan Juan yang datang entah dari mana nafas mereka ngos-ngosan seperti di kejar hantu.

Ria tidak ingin menanyakan dulu walau dia sudah kepo setengah mampus, tapi lebih baik tugas ini semoga tidak ada revisi lagi. gadis itu sangat berharap sudah satu Minggu dia dan Caca saling tukar kabar tidak lupa mereka membuat grup khusus tentang pembahasan makalah.

"Bu Rina." Panggil Ria, saat guru itu ingin masuk kekelas 12 IPS 3.

"Iya ada apa Ria? Ada masalah dengan soal tadi?"

"Bukan Bu, ini saya mau ngumpulin tugas saya lupa Bu."

"Owh iya, makasih ya. Bilangin ke temen-temen mu juga kalau makalah ini wajib di kumpul. Jangan lupa ingatin sama mereka juga untuk mengerjakan soap yang ibu berikan."

"Iya Bu, kalau gitu saya masuk kekelas lagi ya."

Bu Rina mengangguk dan mengambil makalah dari tanya Ria. Gadis itu langsung berlari lagi kekelas karena sudah ada Bu Cantika di ambang pintu cepat sekali, padahal Ria baru saja keluar kelas untuk mengumpulkan tugasnya.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang