Part : ENAM

204 98 11
                                    

Hai guys aku kembali lagi untuk menulis kecil haluan aku,, telat up gara-gara mau persiapan ujian akhir sekolah dan milih universitas pusing banget!!!!!!

Jangan lupa vote dan spam komentarnya!!! Thank you

Happy reading!!!

Jam sudah menunjukkan pukul 15:30 artinya SMA Galaksi sudah sepi karena 15 menit yang lalu waktunya murid sini sudah pulang mengistirahatkan diri mereka karena lelah belajar dan bermain dengan teman-teman.

Ria dan Athlas sudah berada di depan kafe mereka belum berani masuk sebab, banyak pelanggan yang berdatangan akhirnya mereka berdua duduk disana sambil menunggu orang pergi dan tidak lupa melihat Alfian yang kebetulan berada didepan kafe itu bersama kedua temannya.

"Coba aja gue punya duit banyak, gue gak bakal kerja dan gue pasti sekarang udah gendut." Kelu Ria sambil memandang orang-orang yang tertawa riang gembira apalagi bersama keluarga. Ria sangat iri.

Mendengar itu Athlas hanya diam dia masih pokus dengan ponselnya, cowok seperti Athlas tidak baik dijadikan suami karena pemalas dan candu banget sama ponsel padahal permainannya hanya Barbie lucu? Iyalah namanya juga Athlas kayanya sih masa kecilnya suram dan juga kelainan haha.

"Ath, Lo serius nemenin gue gak sih masak gue di cuekin gini emang ya lo. Pengen gue tampol." Ucap Ria geram. Karena sedari tadi Athlas itu diam saja padahal bukan dia bukan cowok cool seperti di novel-novel.

Setelah beberapa jam menunggu orang-orang disekitar kafe sepi, Ria dan Athlas langsung berjalan menuju ruangan yang tidak besar hanya kafe kecil pas untung healing bersama keluarga karena di kelilingi dengan bunga-bunga daun yang hijau. Siapapun yang datang kesini pasti akan merasa tenang jiwa dan raga.

"Assalamualaikum mbak, disini ada lowongan pekerjaan gak? Soalnya saya butuh banget jadi apa aja deh saya mau mbak." Ujar, Ria memohon agar mbak itu memberikan pekerjaan setidaknya layak.

"Waalaikumussalam, ada sih dek, emang adek mau jadi pelayan disini? Gak malu nanti dilihatin temen-temennya?" Tanya, mbak itu pada Ria. Bukan tidak menerima hanya saja mereka sudah berpengalaman menerima anak sekolah tetapi hanya sebentar saja alasannya karena malu dilihatin pacarnya.

Ria menggeleng cepat " ya enggak lah mbak kalau saya malu gak mungkin saya lamar pekerjaannya tapi, saya kerja di jam malam boleh nggak mbak kan mbak tau saya lagi sekolah."

"Pemaksaan" Batin, Athlas.

"Iya-iya Mbak, saya juga mau bicara gitu tapi mbaknya nyerocos Mulu. Yaudah mulai besok aja adek kerja disini ya."

"Alhamdulillah makasih ya mbak pokoknya kalau saya ada gaji saya bakal traktir mbak deh karena mbak udah baik sama saya." Ucap, Ria sambil mengajak mbak yang bekerja di kafe itu lompat-lompat dan mbaknya hanya pasrah saja.

Athlas menggelengkan kepalanya dia malu apalagi suara Ria itu keras cempreng, bahkan banyak pasang mata yang melihat kearahnya sungguh Athlas ingin pergi berlari saja.

"Ri, udah-udah astagfirullah malu dilihatin orang mana Fiyan ada disini kalem dikit depan gebetan napa." Kesal cowok itu hingga membuat Ria berhenti melompat tidak lupa menyengir kuda pada mbak yang diajaknya melompat tadi.

"Ih, lo mah gak seneng amat liat sahabatnya bahagia. Kalau gue bahagia lo harus ikut bahagialah."

"Iya-iya bahagia ni gue iiii." Cengir Athlas menampakkan giginya pada Ria.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang