part : TIGA PULUH EMPAT

39 9 0
                                    

SELAMAT membaca tidak banyak berkata semoga kalian suka dengan ceritanya...
Jangan lupa pantengin terus tiktok unakirana5 untuk spoiler dan juga Instagram aku eka_mernawatiii

Oke guysss!!!! Let's go.

Hari sudah sore tetapi Ria sepertinya enggan untuk pulang dia akan kesepian biasanya jam pulang sekolah dia akan jalan-jalan bersama pacarnya Alfian, dan jika tidak dia pasti bekerja dengan riang di kafe gembira milik Arganamahendra itu. Tapi kenapa pihak kafe memecatnya? Apa Alfian tau dengan semua ini? Ah dia jadi rindu cowok itu.

Banyak sekali yang memenuhi pikiran Ria pertama adalah tentang nilai, kedua pekerjaan, dan yang ketiga tentang Alfian. Sebenarnya ada pikiran lagi yang mengusik Ria tapi dia tidak mau ambil pusing lebih baik dia memikirkan hal-hal yang pasti saja kalau yang lain, biarlah ia menjalaninya dengan penuh kesabaran.

Duduk di taman samping penjual minuman Boba Ria terus memikirkan Alfian, untuk mengirimkan pesan pada cowok itu ia tidak mau karena gengsi prinsip Ria harus cowok yang mengirimi pesan terlebih dahulu bukan pihak si cewek ya walaupun ada hal konyol yang buat Ria terpaksa mengirim pesan waktu itu.

"Lo beneran nggak ngabarin gue Al? Lo beneran? Kita masih ada hubungan apa enggak sih! Nggak penting banget ya gue di hidup lo?" Monolog Ria, gadis itu membuka ponselnya ia juga tidak lupa untuk mengecek room chatnya namun nihil hanya ada pesan yang terdahulu.

"Huh, Al, sakit banget ya!" Mata Ria memanas tetapi dia berusaha untuk tidak menumpahkan air matanya.

"Kalau Lo ada waktu hubungi gue, atau bilang ke Caca deh kalau lo nggak mau hubungi gue." Kesal gadis itu.

"Kalau gini akhirnya kenapa kita harus ketemu Al lo hilang gitu aja?lo kemana?"

Ria terus memandangi Poto cowok itu yang sempat ia screenshot dari story Instagram cowok itu, karena Ria terlalu gengsi untuk meminta Poto atau apa, lebih baik dia mencurinya saja. Mata yang indah cowok berbaju hitam dengan pemandangan jalan seperti di hutan itu membuat Ria semakin terpesona. Cowok itu memang sangat tampan.

"Lo nggak bakalan tergantikan Al! Oleh apapun itu. Nggak masalah orang anggap gue bodoh atau apa! Yah terpenting hanya kita berdua yang tau kalau hubungan ini ada." Ujar, Ria memaksakan senyumnya . Ia terus membayangkan bagaimana perlakuan manis cowok itu dan bagaimana cowok itu mengumumkan pada teman sekelasnya bahwa mereka berpacaran.

"Gue denger lo di pecat ya?" Seorang cowok, bermata teduh itu tiba-tiba langsung duduk di samping Ria, dia membaca dua buah botol berisikan air mineral.

"Eh anak baru, ngapain? Lo ngikutin gue ya?" Tanya, Ria dengan tatapan curiga.

"Enak aja lo, kebetulan gue lewat terus nggak sengaja liat lo di sini kaya orang gila bicara sendiri terus senyum-senyum."

"Gue bukan orang gila nggak usah gitu gue tendang juga lo."

"Galak amat neng, pms? Diputusin? Atau di selingkuhin?" Tanya Cowok itu dengan tatapan mengejek.

Ria memutar bola matanya malas seraya memperbaiki  rambut kecil-kecilnya yang menghalangi matanya. " Gaje lo! Btw lo ngapain lagi disini udah pulang sana." Usir Ria.

"Nggak, gue nggak mau!"

"Nanti fitnah lho, cepat pergi dah ni anak. Udah bumi tinggal di bumi lagi!" Ria mendorong tubuh Bumi hingga cowok itu jatuh dari kursi.

"Hahahahah anjir, udah sana pulang!"

"Lo kalau ketawa cantik Ri, mau nggak jadi masa depan gue!" Goda, Bumi yang kini duduk di rerumputan.

"Nggak, gue udah punya orang spesial."

"Yah, gue terlambat ya? Gak papa deh temanan aja kita!"

"Ogah, Bumi! Mending lo pergi sebelum gue minta warga sekitar buat ngebukin lo."

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang