part: TIGA PULUH DELAPAN

42 2 0
                                    

Buat kalian makasi udah baca ceritaku. Walaupun masih dalam  mencari readers aku tetap semangat up kok. Makasi.

Jangan lupa vote dan komentar!
Happy reading.

Sore ini, tiba-tiba Abel menelpon jika Ayahnya Laura masuk rumah sakit, dengan cepat ia menyuruh Bumi untuk mengantarnya karena dari tadi sudah berada dirumah cowok itu. Qila sudah tidur dan malam ini Alhamdulillah juga Dewi cepat pulang dan Ria bisa pergi kerumah sakit bersama Bumi kata cowok itu dia juga ingin melihat keadaan  Ayah teman sekelasnya itu.

"Bumi, lo boleh ngebut nggak?" Seru Ria di atas motor dia tidak sabaran untuk bertemu dengan Laura dia tidak mau Laura bersedih apalagi Abel dan Caca sudah pulang sejak lima belas menit yang lalu.

"Nggak, Ria yang ada kita nggak jadi jenguk Laura, tapi kita yang di jenguk." Ketus, Bumi pada Ria.

"Tapi, gue nggak mau Laura sendirian Bum, gimana pun Laura sahabat gue."

"Dia sinis ke lo, tapi lo masih mau temanan sama dia." Bumi memang tidak suka pada Laura sejak kejadian saat itu.

Ria menghela nafasnya dia tidak mau berdebat dengan planet  dalam waktu seperti ini karena sekarang pikirannya hanya Laura. Ria itu tipikal cewek yang nggak mau lihat orang terdekatnya sedih dan terpuruk dia terus merasa bersalah jika membiarkan sahabatnya dalam kesedihan. Karena Ria tau tidak mudah melewati rintangan dengan sendirian.

"Loh kok, berhenti." Kata Ria saat Bumi berhenti di dekat martabak didepan jalanan itu.

"Emang Lo nggak mau beli apaan gitu ke sahabat li yang sinis itu?"

"Uang gue cuma tinggal lima ribu doang itupun buat jajan besok."

"Yaudah gue traktir. Tapi nggak gratis." Itu hanya perkataan Bumi tidak mungkin cowok itu meminta ganti emang Bumi nggak punya hati apa? Walaupun nyebelin gini hati Bumi itu baik.

"Makasih ya."

"Iya." Bumi langsung membeli martabak itu dua kotak . Ingat itu hanya untuk Ria tapi kalau dia sorry bentuk apapun itu dia nggak bakal kasih ke cewek sinis seperti Laura.

"Nih." Bumi, memberikan martabak yang berada di kantong plastik itu kepada Ria dan gadis itupun langsung menerimanya.

"Sekali lagi makasih, gue bakal balikin uang lo kalau udah gajian hehe." Cengir, Ria saat melihat Bumi yang tidak bersahabat. Entah kenapa saat membahas tentang Laura Bumi selalu tidak suka padahal mereka juga kan baru kenal emang kenapa ya?

Setelah itu, mereka berdua pergi menuju rumah sakit dengan senyuman dibibir Ria, dia terus terbayang bagaimana dulu Alfian membawanya ketempat indah ah dia jadi rindu andai saja Bumi ini Alfian dia pasti bakalan sangat senang berkali lipat. Tapi, tidak masalah Ria berusaha mengerti mungkin ada urusan yang tidak bisa di ganggu.

Sampai dirumah sakit, Ria dengan semangat turun dari motor Bumi, kemudian melirik Bumi yang tidak turun dari motonya apa Bumi tidak mau mengantarnya kedalam? Bertemu dengan Laura? Apa sebenci itukan Bumi pada cewek itu? Memang ada apasih Ria jadi penasaran kan Laura tidak pernah membuat ulah toh dia selalu cuek dan dingin.

"Lo nggak ikut masuk?" Tanya, Ria menatap Bumi namun cowok itu belum menjawab ia masih menghisap rokok yang berada di tangannya.

"Nggak." Kenapa Bumi berubah seperti ini? Patut di pertanyakan.

"Oke, kalau lo nggak mau ketemu sama Laura, boleh minta tolong anterin gue ke dalam? Gue nggak berani kalau sendiri."

"Ck, Gue anter habis itu gue keluar." Ketus Bumi, apa Bumi sedang pms? Atau diputusin pacarnya? Kan Ria jadi kesel.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang