Part: EMPAT

217 104 34
                                    

Hallo bebeh, kita jumpa lagi di cerita aku Versi terbaru semoga seru ya.

Jangan lupa vote dan komentar jangan jadi pembaca gelap maaf kalau aku pemaksa heheh 💗

Happy reading!!!!!

Hari ini Ria sangat semangat untuk kesekolah bahkan bangun pagi-pagi sekali dan cepat selesai dia tidak sabar pergi kesekolah mungkin, hari ini dan seterusnya Ria akan semangat kesekolah biasanya dia tidak semangat tapi untuk seterusnya Ria janji.

Jam menunjukkan pukul 7:00 artinya sebentar lagi SMA Galaksi akan membunyikan bel masuk kelas, untung Ria sudah berada dikelas nya dia sedang mencatat surat untuk diberikan kepada Alfian sekalian memberitahu kalau jaketnya kemarin belum dicuci.

"Nulis apa sih Ri, rajin amat padahal kemarin gak belajar deh." Ujar, Caca yang heran dengan sikap Ria hari ini.

Ria mendongak menatap Caca tidak lupa ia menutup kertasnya yang ia tulis " Bukan apa apa, gue cuma nulis aja menghilangkan kegabutan." Jawab Ria seadanya. Tidak mungkin ia memberitahu pada Caca kalau dia sedang menulis surat ucapan terimakasi pada sepupunya no, dia malu.

"O, gue pikir lo lagi nulis kata-kata cinta, Ri emang lo gak cape cinta dalam diam? Sesekali bilang Ri, gue kasihan liat lo suka sama orang tapi orangnya gak peka."

Ria menatap Caca benar apa yang dikatakan Caca kalau dia diam begini, maka tidak akan ada hasil keburu dibawa orang Fiyan. Oh tidak Ria tidak ingin itu terjadi bagaimana pun Fiyan harus bisa menjadi miliknya dia lelah jika harus begini.

"Lo benar Ca,tapi gimana caranya? Terus kalau dia nolak gue gimana lo kan tau, gue gak selevel sama dia. Dia ganteng, kaya sedangkan gue enggak  Ca." Keluh, Ria memang dia itu selalu overtinking.

"Kalau lo belum coba, lo gak bakal tahu perasaan dia ntar diambil orang nangis, gue gak mau ah liat lo menderita."

"Ya kapan, lo liat gue bahagia?" Tanya Ria, sambil menoleh ke arah pintu.

Caca tersenyum kecut " iya, kapan ya lo kan memang topeng doang hahaha." Ledek Caca, membuat Ria kembali menoleh dan menatap sinis Caca.

Setelah diam beberapa menit, akhirnya Ria melihat Fiyan yang sudah didepan pintu pakaiannya sangat berantakan terlihat sekali sepetinya dia terlambat makanya dia tida sempat merapikannya. Ria menoleh pada Caca dia sudah memperlihatkan suratnya pada Caca, sampai Caca terkejut kalau kemarin Fiyan meminjamkan dia jaket untuk karena kemarin hujan.

Ria menggeser tubuhnya kesamping kanan jantung berdebar kencang, tubuhnya bergetar seperti melihat harimau didepan mata saja dia menatap Fiyan yang tengah memperbaiki dasinya serta baju kemudian dia menyisir rambutnya dengan tangan Ah jujur Alfian itu tampan sekali hari ini.

Abel dan Laura yang melihat gerak-gerik Ria yang aneh, mereka menatap Caca sedangkan gadis itu hanya membalas senyuman yang artinya lihat saja pasti mereka akan tahu sendiri apa yang ingin dilakukan Ria.

Ria menghela nafasnya dia masih ragu untuk mengajak Fiyan berbicara sebab cowok itu sedang sibuk dengan ponselnya Ria takut kalau Fiyan merasa terganggu. Dia menoleh pada Caca dan Caca menganggukkan kepala sebagai respon melihat itu Ria semakin gugup saja padahal hanya memberi kertas berisi ucapan terimakasih saja.

"Oke Ria lo bisa." Batinnya.

"Fiyan." Panggil Ria, sontak Fiyan langsung menoleh tidak seperti Athlas yang kalau main hp tidak boleh diganggu emang ya Fiyan itu idaman sekali kalau dijadikan kekasih hati.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang