part: EMPAT PULUH SATU

118 6 0
                                    

Sebenarnya aku nggak mau up tapi, dan nggak mau lagi buat nerusin cerita. Tapi, karena kalau aku galau sukanya nulis jadi. Aku mau nulis aja hehehe🤗

Selamat membaca,, walaupun tidak ada pembaca🤍

Semenjak kejadian kemarin, Ria semakin canggung jika bertemu dengan Alfian begitu juga dengan cowok itu dia bingung harus gimana lagi, mengapa sangat rumit tidak ada yang mengerti keadaan dirinya yang di paksa dan selalu di paksa. Bahkan sekarang ia menjauh dari Ria, ini adalah masalah besar baginya.

"Lo kenapa, Al? Ribut sama Ria?" Bumi, duduk di samping Alfian. Mereka berdua ada di rooftop sekolah.

Alfian mengembuskan napasnya " Gue bingung harus gimana."

"Al, gue minta maaf mungkin gue nggak bisa jelasin se detail mungkin ke Ria tentang semua yang lo alami tapi menurut gue malam itu benar-benar keterlaluan. Dimana, saat Lo ninggalin Ria tanpa kabar dan tiba-tiba pulang, dan memeluk cewek lain."

"Gue, peluk karena gue tau dia rapuh Bum, dan saat itu gue kan nggak tau kalau Ria ada di sana."

Bumi mengeluarkan rokoknya dan menghidupkannya lalu, menyesapnya" hmm, dari sana Ria udah tau kalau lo nggak setia sama dia."

"Walaupun dengan alasan apapun. Gue bilangin sama Lo Al, kalau cewek nggak suka cowoknya nyentuh  lain! Tapi mereka nggak bisa mengungkapkan itu." Lanjut, Bumi. Cowok itu juga bingung dengan Alfian  kan dia jadi curiga.

Alfian menatap langit lagi-lagi hatinya tidak merasa tenang sebelum berbaikan dengan Ria. Dia juga bingung harus bagaimana lagi, yang terpenting sekarang dia tidak akan melepas Ria dengan apapun caranya. Sekarang dia harus bisa buktikan kalau Alfian tidak main-main dengan perasaannya.

"Lo bener, terus gue harus gimana? Kejar dia kayak dia kejar gue dulu gitu?"

"Mungkin, dan Lo akan tau perjuangan dia gimana!"

"Cinta dalam diam itu sulit banget Al, apalagi crushnya udah punya pacar waktu itu. Ya walaupun sekarang dia berhasil sama perasaannya, gue yakin dia bukan cewek sembarangan." Imbuh, Bumi sengaja untuk memanasi Alfian.

"Contohnya aja gini, lo pernah dikirmin pesan nggak sama dia? Dia  pernah nge chat Lo duluan? Nggak kan? Jadi intinya cewek itu nggak bodoh! Lo harus bisa ambil hati dia kalau lo cinta sama dia. Kalau nggak kasih ke gue Al."

"Enak aja lo, terus Langit mau Lo kemanain?" Tanya, Alfian. Sebenarnya sudah emosi tapi tidak mungkin kan dia menghabisi Bumi sepupunya disini.

"Langit? Jangan di bahas gue nggak ada hubungan lagi sama dia."

Alfian mengangguk paham,  mempunyai sepupu yang berkelainan memang susah untuk membuat Bumi sadar kalau hal yang dia lakukan itu tidak baik. Antara sedih dan kasihan bercampur aduk. Alfian berharap agar Bumi segera pulih dari kelainannya itu dia ingin Bumi yang dulu.

Berbicara dengan langit,  dia adalah cowok yang bernama lengkap Langit Sanjaya, sekarang cowok itu sudah pergi entah kemana. Pertama Bumi dan Langit hanya sahabat biasa tapi lama-kelamaan perasaan itu muncul. Bumi tidak bisa mengendalikan dirinya begitu juga dengan Langit dan saat itu mereka memutuskan untuk memiliki hubungan spesial.

Dulu saat Alfian tau dia sangat terkejut, bahkan dia sempat untuk memisahkan keduanya tapi tidak bisa. Namun, akhirnya takdir itu berpihak pada Alfian dimana Langit pergi dan Bumi sekarang sudah tidak pernah bertemu lagi.

Mungkin Dunia juga tidak setuju dengan hubungan itu, tapi doakan saja, semoga Bumi bisa mendapatkan perempuan yang mengisi hatinya. Rasanya jahat jika Dunia mempertemukan mereka lagi.

"Lo nggak ada niat buat cari yang lain?" Suara itu sangat pelan dan halus agar Bumi tidak langsung emosi.

"Ada, gue tertarik sama cewek dan itu Ria. Selama ini berbulan-bulan ini gue selalu sama dia. Dan nyaman di antara kami juga ada. Lalu apa salahnya?"

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang